6 Contoh Konflik di Perusahaan dan Cara Mengatasinya!

Dalam interaksi antar manusia, tidak segala hal akan berjalan dengan lancar. Miskomunikasi, konflik kepentingan, hingga perundungan atau bullying merupakan beberapa akar dari konflik interpersonal. 

Dengan interaksi antar manusia yang semakin luas, jenis-jenis konflik pun akan semakin banyak dan bergantung dari latar belakang konflik tersebut.

Segala jenis organisasi, baik dalam bidang akademik, profesional, terutama organisasi dengan struktur hierarki pasti memiliki konflik. Konflik dalam perusahaan merupakan realita yang tidak dapat dihindari, baik itu konflik komunikasi personal, konflik kelompok, hingga konflik perusahaan dengan karyawan. 

Artikel ini akan mengulas tentang berbagai contoh-contoh konflik dan penyelesaiannya.

6 Contoh Konflik di Tempat Kerja

Seiring banyaknya jumlah perusahaan yang didirikan setiap tahun, tentu semakin banyak konflik di tempat kerja yang terjadi. Walaupun contoh-contoh konflik dalam perusahaan sangat beragam, umumnya contoh konflik dalam organisasi dan cara mengatasinya dapat dibagi menjadi garis besar dengan 6 contoh konflik di perusahaan berikut:

1. Konflik Saat Mengerjakan Pekerjaan (Task-Based Conflict)

Dalam proses kerja, terkadang ada beberapa proses atau proyek yang terjadi sekaligus. Semakin besar suatu perusahaan, semakin banyak pula proyek yang dikerjakan dengan jumlah pekerja dalam masing-masing proyek yang berbeda. 

Salah satu contoh konflik dalam organisasi adalah konflik saat mengerjakan pekerjaan, mulai dari pengutamaan prioritas, pembagian pekerjaan yang tidak sesuai beban, dan perbedaan ekspektasi, konflik ini adalah salah satu konflik yang paling umum ditemukan dalam suatu organisasi maupun perusahaan. 

Selain itu, masalah work dependency dimana dua jenis pekerjaan yang bergantung dari hasil kerja yang lain akan menghasilkan konflik kerja dimana salah satu pihak akan memaksa pihak lain untuk menyelesaikan tugasnya. Umumnya, akar dari konflik ini adalah masalah koordinasi, baik antar departemen maupun antar individu.

Solusi ntuk menghindari konflik kerja ini: koordinasi yang baik dengan departemen dan individu yang bekerja sama dalam suatu proyek atau pekerjaan yang serupa dan penyamaan ekspektasi dan pembagian tugas yang cocok dengan spesialisasi dan jumlah tenaga kerja dari masing - masing departemen yang bekerja sama dalam pekerjaan tersebut merupakan persiapan yang baik di awal.

📚 Baca juga:  Efektif! 10 Cara Meningkatkan Produktivitas Karyawan

2. Konflik Gaya Kepemimpinan (Leadership Conflict)

Salah satu contoh yang paling mudah ditemui di kehidupan professional sehari-hari adalah konflik antara karyawan dengan manager. Perbedaan gaya kepemimpinan oleh manajer dari beberapa departemen atau divisi yang bekerja sama akan menyebabkan dua atau lebih bagian tersebut mengalami perbedaan visi. 

Sementara itu, micromanaging adalah fenomena dimana seorang manajer yang seharusnya hanya mengawasi proses kerja dalam skala besar mengatur cara kerja dari masing-masing anggota timnya. Fenomena micromanaging sendiri akan menyebabkan suatu tim menjadi tidak efektif karena manajer akan terlalu fokus pada hal-hal kecil dan tidak melihat tujuan akhirnya. 

Selain itu, kasus dalam perusahaan yang sangat umum ditemukan dalam masa modern adalah perbedaan visi antara manajemen dengan serikat pekerja, dimana seorang stakeholder dalam perusahaan memiliki visi yang berbeda dengan para pekerjanya. 

Konflik perusahaan dengan karyawan adalah salah satu contoh konflik perusahaan yang cukup serius, karena konflik kerja ini dapat menyebabkan masalah yang menghentikan kerja dari suatu perusahaan.

Untuk menghindari konflik antara karyawan dengan manager, salah satu cara yang paling sederhana adalah penyamaan visi di awal. Dengan komunikasi yang efektif, pembagian tugas yang merata sesuai dengan kemampuan masing - masing individual, dan mempercayakan setiap anggota tim untuk dapat mengerjakan pekerjaannya dengan pengawasan yang cukup. 

Walaupun begitu, karena setiap manajer memiliki gaya kerjanya masing-masing, komunikasi antara seorang karyawan dengan manajer dan seorang manager dengan manager dari bagian lain merupakan solusi yang sangat penting untuk menghindari konflik kerja.

3. Konflik Kepribadian (Personality Based Conflict)

Suatu organisasi yang terdiri dari banyak anggota, tentunya akan memiliki perbedaan dalam kepribadian masing-masing anggotanya. Beberapa contoh konflik di tempat kerja yang terjadi karena perbedaan kepribadian adalah perbedaan perspektif dalam melihat suatu masalah dan gosip di tempat kerja.

Perbedaan perspektif dalam melihat suatu masalah sangat mudah menciptakan konflik kelompok, dimana beberapa individu atau tim yang sedang bekerjasama mendapati suatu masalah dan saling menyalahkan satu sama lain dan bukan menyelesaikan masalah tersebut. 

Sementara itu, gosip dalam suatu tim atau perusahaan dapat menyebabkan hilangnya sinergi atau kepercayaan antara individu atau bahkan dalam suatu tim.

Solusi dari contoh-contoh kasus konflik dalam kelompok diatas adalah dengan mencoba melihat masalah yang terjadi dari kacamata lain dan meminimalisir campur tangan dengan hal - hal yang tidak memiliki hubungan profesional. Jika konflik kerja ini masih terjadi, masalah ini dapat ditingkatkan ke bidang human resources.

4. Konflik Perbedaan Gaya Kerja (Work Style Conflict)

Perbedaan dari gaya kerja antara individu dapat menyebabkan konflik kerja. Perbedaan gaya kerja seperti preferensi untuk bekerja secara individu atau bekerja dalam suatu tim, dan kebutuhan dalam pengawasan dan masukan dari manajer dapat menyebabkan perbedaan ekspektasi hasil dan durasi penyelesaian proyek tersebut. 

Perbedaan ini dapat menyebabkan kasus internal dalam perusahaan dimana proyek tidak dapat selesai atau tidak mencapai hasil yang diinginkan.

Contoh solusi untuk perusahaan: menggunakan perbedaan gaya kerja untuk menjadi kelebihan dari perusahaan atau tim tersebut. 

Seperti contohnya individu yang bekerja lebih baik secara individual dapat bekerja secara individu dan melaporkan hasil kerjanya pada tim secara berkala. Sementara itu, individu yang bekerja baik dalam suatu tim dapat bekerjasama dalam suatu tim. 

Menghormati perbedaan dari gaya kerja satu sama lain, dan melihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing anggota tim secara objektif merupakan cara yang efektif dalam mengurangi konflik yang disebabkan oleh perbedaan dalam gaya kerja masing-masing individu.

5. Diskriminasi

Diskriminasi adalah masalah yang cukup serius dan dihadapi baik dalam kehidupan professional maupun pribadi. Jika tidak ditangani sejak awal, masalah ini dapat menyebabkan konflik dalam perusahaan. Beberapa contoh konflik dalam organisasi yang disebabkan oleh diskriminasi adalah:

  • Perlakuan tidak adil (unfair treatment) seperti pengabaian permintaan kenaikan gaji karena gender, pemecatan karyawan karena usia.
  • Pelecehan (harassment) baik yang bersifat verbal, fisik, seksual, atau emosional terhadap rekan kerja, melalui candaan, pengancaman, hingga kontak fisik yang tidak diinginkan.
  • Penolakan pengubahan lokasi kerja untuk karyawan yang memiliki kebutuhan khusus, baik karena disabilitas, masalah fisik atau kesehatan, dll.
  • Pertanyaan tidak pantas dimana seorang karyawan dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengungkapkan hal- hal pribadi yang tidak berhubungan dengan urusan profesional.

Cara menghadapi konflik ini: sebagai seseorang yang berpartisipasi dalam kehidupan sosial, baik dengan latar belakang profesional atau pribadi, seorang manusia harus dapat menghargai perbedaan dari satu orang dengan yang lain. Untuk menghadapi contoh konflik di perusahaan ini, pelaporan ke bagian human resources adalah salah satu jalur yang realistik dilakukan.

6. Konflik Pertentangan Ide (Creative Idea Conflict)

Perbedaan ide adalah hal yang wajar, terutama dalam latar belakang profesional dimana ide kreatif terus dibutuhkan oleh perusahaan untuk dapat terus berkembang. 

Salah satu contoh konflik dalam perusahaan yang diakibatkan oleh pertentangan ide adalah perbedaan tujuan oleh manajer. Dalam pembuatan keputusan baik dalam skala kecil oleh manajer bagian atau bahkan dalam pembuatan keputusan skala besar oleh seorang anggota direksi.

Walaupun begitu, kasus konflik dalam organisasi ini malah dapat menjadi kemajuan dari suatu tim. Perbedaan ide dari beberapa individu dapat digabungkan dalam sesi brainstorming untuk menjadi ide yang lebih baik dan efektif.

📚 Baca juga:  Apa itu Brainstorming? 9 Cara Brainstorming yang Efektif!

Tips Mengatasi Konflik dalam Organisasi

Setelah membahas berbagai contoh konflik dalam perusahaan dan cara mengatasinya, tentunya ada beberapa cara untuk menghindari dan mengatasinya. Beberapa cara mengatasi konflik di tempat kerja adalah sebagai berikut:

1. Klasifikasi sumber konflik

Sebelum menyelesaikan masalah, ada baiknya mengetahui akar dari konflik tersebut. Dengan mengetahui akar tersebut, maka kasus konflik dalam organisasi dan solusinya akan lebih mudah ditemukan, dan solusi yang ditemukan pun dapat digunakan untuk menjadi solusi jangka panjang.

2. Menemukan tempat dan waktu yang aman dan pribadi untuk berbicara

Pada umumnya, berbagai kasus konflik dalam organisasi yang telah dibahas di atas dapat diatasi dengan komunikasi yang efektif. Agar pembicaraan mengenai konflik ini tidak mendapat ikut campur dari pihak yang tidak berhubungan atau bahkan menciptakan konflik baru dalam perusahaan, ada baiknya pembicaraan ini dilakukan di tempat pribadi untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan lain tersebut.

3. Mendengar secara aktif dari semua pihak

Dalam konflik yang terjadi antara dua atau lebih pihak, mendengarkan masalah yang terjadi tanpa memihak terutama sebelum mendengarkan duduk masalah dari kasus konflik dalam organisasi tersebut adalah bagian yang penting dalam penyelesaian masalah dengan adil. Dengan pandangan tidak memihak, solusi untuk kasus konflik dalam organisasi dapat ditemukan.

4. Investigasi situasi

Setelah mendapatkan pandangan objektif yang tidak memihak dari suatu konflik, maka investigasi dari konflik dalam perusahaan dapat dimulai. Dari efek akhir konflik tersebut, pihak - pihak yang ikut campur, dan solusi jangka pendek dan jangka panjang untuk masalah tersebut.

5. Menemukan cara untuk mencapai tujuan bersama

Suatu organisasi atau perusahaan tentunya memiliki tujuan akhir yang sama. Dengan hasil investigasi dari sumber konflik kerja tersebut, pandangan tanpa berpihak, dan hasil investigasi lebih lanjut, maka solusi untuk mencapai tujuan bersama tersebut akan ditemukan dengan mudah.

📚 Baca juga: Onboarding Karyawan: Arti dan Proses yang Efektif

Kesimpulan

Dalam kehidupan sosial, konflik adalah hal yang tidak dapat dihindari. Mulai dari konflik personal, konflik kelompok, hingga konflik perusahaan, berbagai konflik ini umumnya terjadi karena konflik komunikasi. 

Dengan memiliki pengertian memiliki tujuan pertama dalam suatu organisasi, dan pengertian bahwa manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda, maka konflik dapat dihindari. Bahkan perbedaan ide dan kepribadian ini dapat digunakan untuk membantu organisasi tersebut mencapai tujuan bersama. 

Dengan pengertian dari contoh konflik dalam perusahaan dan cara mengatasinya, berbagai jenis konflik dalam perusahaan dapat diselesaikan, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.

Pasang GRATIS 3 lowongan kerja pertama untuk perusahaan Anda. Sortir CV & rekrut kandidat berkualitas dengan mudah sekarang juga 🎉

--- Ditulis oleh Sasannaditya S. Wang ---

Kami ingin menjawab pertanyaan Anda. Dapatkan demo online yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan rekrutmen Anda:
  1. Temukan dan tarik kandidat terbaik
  2. Rekrut dalam waktu singkat
  3. Kelola proses rekrutmen Anda dalam satu sistem

Resume Builder

Build your resume only in minutes!

More Articles you might be interested in

Latest relevant articles
Interview Skills
Apr 12th 2024

5 Cara Menjawab Berapa Gaji yang Anda Inginkan dalam Interview!

Ditanya "Berapa gaji yang Anda inginkan" saat interview? Kamu dapat menjawab dengan estimasi gaji dan alasanmu seperti “Di pekerjaan saya sebelumnya, saya menerima rata-rata gaji X juta sampai X juta dari fresh graduate hingga...