Resesi Indonesia? Semua yang Perlu Kamu Ketahui Menjelang 2023

Tahun 2008 merupakan tahun yang bermasalah bagi ekonomi dunia. Krisis ekonomi yang ditandakan dengan inflasi tinggi, meningkatnya harga pangan dan minyak, dan tingginya pengangguran dihadapi oleh mayoritas negara di seluruh dunia adalah salah satu pertanda resesi global. Saat ini, pertanda tersebut mulai kembali dapat dilihat secara perlahan, seperti contohnya Meta yang melakukan pemecatan terhadap 11.000 orang dan Amazon yang melakukan pemecatan massal terbesar dalam sejarahnya. Selain itu, meningkatnya harga minyak dunia akibat perang antara Rusia dan Ukraina juga merupakan pertanda yang tidak dapat dihindari.

Pengamat ekonomi dari Forbes juga sudah mengatakan bahwa resesi adalah hal yang akan terjadi, dengan prediksi terjadinya antara akhir 2023 hingga awal 2024. Sejauh ini, Amerika Serikat adalah negara yang digunakan sebagai perbandingan, utamanya karena Dolar A.S. adalah mata uang yang umum digunakan sebagai perbandingan ekonomi dunia. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah resesi ini juga akan menghantam Indonesia?

Resesi Depresi

Resesi sederhananya adalah penurunan kegiatan ekonomi yang signifikan, merata, dan berkepanjangan. Penurunan kegiatan ekonomi ini dapat dilihat dari berkurangnya kegiatan dagang maupun produksi industri yang dapat diidentifikasi dengan menurunnya produk domestik bruto (GDP) dalam dua kuartal secara berturut-turut. Walaupun begitu, ekonomis dari National Bureau of Economic Research (NBER) juga menggunakan kalkulasi kompleks yang menggunakan gaji pekerja di luar industri pertanian, produksi industri, dan penjualan ritel.

Resesi sendiri dapat terjadi karena beberapa hal. Contohnya, Great Depression di Amerika Serikat yang terjadi antara 1929 hingga 1933 terjadi karena jatuhnya bursa saham Wall Street di tahun 1929, menyebabkan resesi global yang berefek berat pada kota-kota yang bergantung pada industri. Selain itu, krisis moneter yang menimpa Asia di tahun 1997 disebabkan oleh tingginya hutang luar negeri di negara-negara ASEAN, menyebabkan salah satu kasus resesi di Indonesia.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, resesi ekonomi dapat dilihat dari beberapa gejala berikut:

  1. Gaji pegawai yang berkurang peningkatannya, terutama jika dibandingkan dengan angka inflasi,
  2. Meningkatnya harga produk sehari-hari, seperti bahan pangan gas, bahan bakar, dan lain-lain,
  3. Meningkatnya angka pengangguran,
  4. Menurunnya produksi industri, dan
  5. Menurunnya produk domestik bruto.

Dari kelima gejala tersebut, yang paling mudah dilihat dalam kehidupan sehari-hari adalah gejala pertama hingga ketiga. Gejala-gejala tersebut pastinya akan berefek pada masyarakat umum, menyebabkan turunnya konsumsi dan pengeluaran.

Sejauh Apa Resesi akan Menghantam Indonesia?

Bagaimana dengan Indonesia sendiri? Dari prediksi IMF, Indonesia akan mengalami pertumbuhan sebesar 5% di 2023. Artinya, Indonesia sendiri seharusnya tidak terkena resesi di tahun 2023. Walaupun begitu, dengan terhubungnya ekonomi dunia dengan satu sama lain, tentunya ekonomi Indonesia akan terkena imbas dari resesi negara-negara lain.

Untuk saat ini, resesi yang terjadi diprediksi akan menghantam pasar Eropa dan Amerika. Hal ini disebabkan oleh invasi Rusia terhadap Ukraina. Rusia sebagai pengekspor bahan bakar minyak terbesar di dunia dan Ukraina sebagai pengekspor gandum nomor 5 terbesar di dunia tentunya terkena imbas dari invasi ini. Hasilnya, harga pangan dan bahan bakar yang melambung akibat turunnya pasokan akan menyebabkan turunnya perkembangan ekonomi di negara-negara yang bergantung dari hasil produksi tersebut.

Indonesia sendiri tidak bergantung terlalu banyak dari kedua pasar tersebut. Dalam artikel dari SBM ITB, Indonesia sendiri tidak akan terlalu terpengaruh karena kebutuhan energi di Indonesia masih dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, dan pangan pokok Indonesia sendiri berbasis beras, dan bukan gandum. Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat dilihat melalui pasar modal Indonesia, yang saat ini mengalami arus masuk modal. Investasi asing langsung juga dalam kondisi stabil, sehingga diharapkan resesi tidak akan memiliki efek yang ekstrim di Indonesia.

Walaupun begitu, Bloomberg memberikan beberapa argumen bahwa ekonomi Indonesia sedang mengalami sedikit penurunan, terutama dalam bidang ekspor. Bloomberg sendiri memberikan proyeksi bahwa Indonesia akan mengalami peningkatan pengiriman komoditas sebesar 29%, namun kenyataannya hanya 20% yang tercapai. Hal ini terjadi karena resesi global yang terjadi menyebabkan negara-negara lain juga mengalami penurunan daya beli.

Apa efeknya jika Indonesia mengalami resesi? Seperti gejala-gejala yang sudah disebutkan diatas, perekonomian akan lesu. Hasilnya, kenaikan gaji pun akan tidak imbang dengan inflasi, daya beli masyarakat akan berkurang, dan bahkan menyebabkan naiknya angka pengangguran.

Bertahan dalam Resesi

Jika resesi terjadi, mau tidak mau masyarakat biasa juga harus menerima konsekuensinya melalui berbagai gejala-gejala yang sudah dibahas diatas. Mulai dari ekonomi yang lesu hingga bahkan PHK massal, efek ini akan mengenai orang-orang di semua bidang. Maka dari itu, semua orang harus dapat mempersiapkan diri untuk resesi yang mungkin datang, bukan hanya pihak pemerintah.

Beberapa cara untuk mengatasi resesi ekonomi dalam lingkup keuangan pribadi adalah sebagai berikut:

  1. Perbarui CV, baik dengan memperbarui pengalaman dan skill yang dimiliki, atau bahkan mendapatkan gelar baru untuk mempersiapkan kemungkinan PHK.
  2. Kurangi pengeluaran.
  3. Persiapkan dana darurat sebelum resesi benar-benar terjadi, jika bisa cukup untuk kebutuhan sehari-hari selama 3 hingga 6 bulan.
  4. Lunasi hutang karena dalam resesi umumnya bunga hutang akan meningkat.
  5. Jangan menarik investasi, karena resesi adalah tren sementara.

Walaupun begitu, baik dalam kondisi persiapan resesi atau dalam kondisi biasa, penting bagi semua orang untuk memperhatikan kondisi ekonominya masing-masing. Dengan mengetahui kondisi finansialnya masing-masing, baik resesi terjadi atau tidak, seseorang dapat menyiapkan dirinya untuk kondisi ekonomi lesu yang berkelanjutan.

Resesi sendiri adalah fenomena yang pasti terjadi, pertanyaannya hanyalah kapan resesi tersebut akan terjadi. Namun, jika seseorang sudah bersiap sebelum resesi terjadi, bertahan hidup selama masa resesi bukanlah hal yang sulit. Selain itu, kondisi ekonomi setelah resesi dapat menghasilkan berbagai jenis inovasi baru baik dalam industri atau dalam bidang ekonomi yang dapat membantu kondisi ekonomi secara umum untuk menghadapi masa ekonomi lesu di masa depan.

Maka dari itu, baik Indonesia akan terkena resesi atau hanya imbasnya, harus tetap diingat bahwa resesi hanyalah tren sementara. Resesi akan berlalu dan ekonomi akan kembali normal pada waktunya sendiri. Hal yang paling penting adalah untuk tetap tenang dan berpikir rasional dalam mempersiapkan kondisi finansial pribadi untuk menghadapi masalah ekonomi apalagi yang berlanjut.

contoh cv lamaran kerja yang baik dan benar
Buat CV Lamaran Kerja Online di CakeResume

--- Ditulis Oleh Sasannaditya Surya Wang --- 


Resume Builder

Build your resume only in minutes!

More Articles you might be interested in

Latest relevant articles
Interview Skills
Apr 12th 2024

5 Cara Menjawab Berapa Gaji yang Anda Inginkan dalam Interview!

Ditanya "Berapa gaji yang Anda inginkan" saat interview? Kamu dapat menjawab dengan estimasi gaji dan alasanmu seperti “Di pekerjaan saya sebelumnya, saya menerima rata-rata gaji X juta sampai X juta dari fresh graduate hingga...