Apa itu Startup? Ketahui Perbedaan Startup dan Perusahaan Lainnya

apa itu startup, startup adalah

Di era Industri 4.0, perkembangan Startup kian pesat. 

Dikutip dari CNN Indonesia terdapat 2.203 perusahaan rintisan atau Startup dan ini menjadikan Indonesia sebagai urutan ke-5 dengan jumlah Startup terbanyak.

Forecast Startup menunjukkan bahwa prospek pertumbuhan-nya akan semakin tinggi, sehingga membuktikan bahwa bisnis Startup sangat menjanjikan kedepannya. 

Selain itu, potensi dibukanya lowongan pekerjaan Startup pun akan semakin terbuka lebar.

Bagi kamu para job seeker, tertarik bukan untuk berkerja di Startup? Agar lebih memahami apa yang dimaksud dengan Startup, ciri-ciri serta cara kerja perusahaan startup, yuk simak artikel ini!

Mengenal Arti Startup

Apa itu Startup?

Startup adalah perusahaan rintisan untuk mencari, mengembangkan, dan memvalidasi model bisnis yang terukur.

Startup biasanya dimulai oleh seorang pendiri (solo-founder) atau co-founder yang memiliki cara untuk memecahkan suatu masalah di masyarakat.

Proses startup dapat memakan waktu lama (dengan beberapa perkiraan, tiga tahun atau lebih),oleh karena itu diperlukan upaya yang berkelanjutan. 

Dalam jangka panjang, upaya mempertahankan Startup sangat menantang karena tingkat kegagalan yang tinggi dan hasil yang tidak pasti.

Hal ini sesuai dengan pendapat Neil Blumenthal tentang arti Startup dimana suatu perusahaan yang dirancang dengan tujuan memecahkan masalah dengan solusi yang tidak terbatas, namun kesuksesannya tidak terjamin. 

Meskipun terlihat sulit, hingga saat ini sudah cukup banyak perusahaan Startup yang semakin diakui eksistensinya.

Contoh Startup di Indonesia

Berikut ini beberapa contoh Startup di Indonesia yang eksistensi dan kredibelitasnya tidak diragukan lagi:

1. GoTo

Perusahaan multinasional ini merupakan hasil merger atau gabungan dari dua Startup besar, Gojek dan Tokopedia. 

Perusahaan merger ini merupakan perusahaan startup decacorn pertama di Indonesia. GoTo memliki tiga kategori layanan yang mencakup layanan on-demand, keuangan, dan e-commerce.

2. Traveloka

Traveloka merupakan perusahaan startup unicorn asal Indonesia yang bertujuan mengembangkan dan menyediakan layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel secara daring dengan fokus perjalanan domestik di Indonesia.

Selain itu, sejak 2015 Traveloka sudah berekspansi ke sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina.

3. Ruang Guru

Ruang guru merupakan salah satu contoh perusahaan Startup yang bergerak di bidang teknologi dan pendidikan.

Misi dari Ruang Guru adalah menyediakan dan memperluas akses pendidikan yang berkualitas berbasis teknologi, yang dapat dijangkau oleh semua siswa, kapan saja dan di mana saja.

4. Halodoc

Perusahaan rintisan/Startup teknologi yang melayani di bidang tele-konsultasi kesehatan yang memiliki misi untuk simplifying healthcare, yaitu mempermudah akses kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Halodoc memiliki kelebihan untuk memberikan layanan konsultasi secara langsung dengan dokter yang dapat diaskses setiap waktu.

5. Ajaib

Ajaib Sekuritas atau PT Ajaib Sekuritas Asia merupakan perusahaan investasi dengan sarana Mobile dan Online Trading secara real-time.

Ajaib menyediakan layanan bagi para investor agar dapat berinvestasi pada saham, obligasi dan pasar uang melalui reksadana yang sesuai dengan profil risiko setiap individu.

Melihat kesuksesan pertumbuhan beberapa contoh Startup di atas, diharapkan masa depan Startup di Indonesia akan semakin lebih baik lagi.

📚 Baca juga: Mau Sukses di Usia Muda? Tiru 10 Kebiasaan Ini!

Bagaimana Startup Mendapatkan Pendanaan?

Modal awal Startup dapat diperoleh dari berbagai macam bentuk, tetapi umumnya pendanaan Startup berasal dari 4 kategori ini : 

1. Pendanaan pribadi (Self-funding)

Jika kamu memiliki tabungan pribadi yang cukup, maka pendanaan pribadi atau bootstrap dapat menjadi salah satu alternatif untuk memulai Startup. 

Mendanai Startup sendiri membantu kamu mempertahankan kendali penuh atas perusahaan (lain halnya jika pendanaan dari investor) dan menghindari pembayaran bunga.

Namun, kelemahan skema pendanaan ini adalah kemungkinan rugi yang cukup besar, jika bisnis Startup gagal.

 2. Inkubator (Incubator)

Inkubator Startup adalah suatu program khusus membantu para pebisnis Startup di awal berdirinya, sehingga dapat mempercepat perkembangan dan mendorong kesuksesan perusahaan Startup.

Program incubator Startup tidak hanya memberikan bantuan modal berupa uang, tapi juga memberikan fasilitas kerja, mentoring, pelatihan, dan fasilitas lainnya yang dapat membantu usaha bisnis Startup di tahap awal.

Incubator Startup juga membantu mengkoneksikan perusahaan Startup dengan angel investor atau venture capital, bahkan pemerintah dan pihak-pihalk lainnya yang dapat membantu kemajuan perusahaan startup tersebut.

📈 Beberapa inkubator Startup yang ada di Indonesia, antara lain:

  • Indigo Incubator
  • Kolaborasi
  • Skystar Ventures
  • IDX Incubator
  • Ciputra Gepi Incubator
  • Merah Putih Incubator
  • Gerakan Nasional 1000 Startup Digital

3. Investors (Angel Investor/Venture Capital)

Hampir kebanyakan Angel Investor dan Venture Capital atau perusahaan modal ventura ingin berinvestasi di perusahaan rintisan atau Startup dengan potensi pertumbuhan dan perkembangan yang tinggi. 

Bentuk pendanaan awal ini tidak melibatkan pembayaran bulanan, tapi kemungkinan besar perusahaan Startup akan diminta untuk menyerahkan sebagian kepemilikan perusahaan (biasanya dalam bentuk saham). 

Selain itu, beberapa investor juga ingin mengambil peran aktif dalam proses pengambilan keputusan, jika Angel Investor/Venture Capital mendanai bisnis Startup.

Sementara beberapa investor lainnya juga ada yang akan mengambil pendekatan yang lebih condong pada lepas tangan atau hands-off approach.

4. Pinjaman (Loans)

Pinjaman usaha kecil memungkinkan untuk mempertahankan kepemilikan penuh atas bisnis Startup kamu.

Namun, kamu akan mulai membayar kembali pinjaman ditambah bunga dalam waktu yang singkat. Sebagian besar pemberi pinjaman tradisional, seperti bank, hanya akan meminjamkan kepada perusahaan yang sudah mapan dengan keuangan yang kuat. 

Sebagai pebisnis Startup, kamu mungkin perlu mencari sumber lain, seperti pinjaman online dengan risiko yang sebaiknya  dipertimbangkan dengan matang.

Ciri-ciri Perusahaan Startup

Umumnya perusahaan Startup memiliki kaitan yang erat dengan dunia teknologi dan memiliki potensi pertumbuhan yang cukup tinggi.

Agar lebih jelas mengenai deskripsi apa saja ciri-ciri perusahaan Startup, berikut ini  karakteristik umum yang dimiliki oleh Startup agar semakin sukses kedepannya :

➡️ Memiliki Product-Market Fit

Menjual produk atau layanan yang benar-benar diinginkan pelanggan adalah hal yang penting. 

Pasar tertarik dan mampu membayar untuk apa yang perusahaan Startup jual. 

Sehingga, banyak perusahaan rintisan atau Startup berjuang untuk menentukan kesesuaian pasar produk yang dimiliki.

Menurut laporan CBI Insights, 42% perusahaan Startup gagal karena kecocokan pasar yang buruk. 

Akan lebih baik, apabila perusahaan Startup melakukan semacam penelitian/survey pasar sebelum produk diluncurkan.

Startup yang sukses tahu bahwa ide awal atau konsep produk mungkin perlu disesuaikan saat diluncurkan ke pasar. 

Maka, tidak sedikit perusahaan Startup yang terus melakukan pengujian/survey dan mengubah arah sesuai kebutuhan pasar. 

Semakin cepat perusahaan Startup menentukan kesesuaian produk-pasar, semakin baik fondasi kesuksesan bisnis Startup tersebut.

➡️ Inovatif dan Disruptif

Salah satu ciri utama sebuah bisnis Startup adalah inovatif dan disruptif yang mana dapat menjadi solusi atau alternatif untuk membantu memenuhi kebutuhan pasar.

Disruptif di sini yaitu menawarkan suatu sistem/cara baru untuk menggantikan cara konvensional.

Sedangkan, ciri inovatif yang dimiliki perusahaan Startup adalah memberikan solusi yang berbeda atau anti-mainstream.

Untuk tercapainya inovasi agar sejalan dengan kebutuhan pasar, maka bisnis Startup selalu berusaha melihat dari sudut pandang konsumen terlebih dahulu sebelum memperkenalkan produknya.

Hal ini berkaitan dengan konsep customer value, sehingga produk yang nantinya diperkenalkan perusahaan Startup dapat diminati oleh pasar.

➡️ Tech-Oriented

Teknologi bagi bisnis Startup merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dilepaskan.

Karena sejak awal hampir kebanyakan bisnis startup beroperasi di bidang online, baik itu menggunakan website ataupun aplikasi.

Keunggulannya bagi konsumen adalah dapat mengakses kapan pun dan dimana pun, bahkan hingga tersedia pelayanan 24 jam.

Di era digitalisasi dan milenial sekarang ini, layanan online sangat memudahkan konsumen untuk bertransaksi dengan penjual sehingga lebih hemat waktu dan tenaga.

Selain itu, Statista.com memprediksi pertumbuhan pasar mobile internet di Indonesia yang semakin pesat hingga mencapai 80,63% pada tahun 2026, dapat berdampak pada eksistensi perusahaan Startup yang terintegrasi dengan teknologi. 

➡️ Pertumbuhan yang luar biasa (Tremendous Growth)

Perkembangan bisnis yang cepat dan luar biasa termasuk dalam ciri suatu perusahaan Startup.

Perusahaan Startup akan selalu tumbuh, berkembang, berinovasi, dan dinamis menyesuaikan kebutuhan pasar. 

Demi memenuhi askpek tersebut, perusahaan Startup biasanya miliki struktur organisasi yang minimalis dan sistem operasional sesuai kebutuhan, serta serba cepat dalam mengambil keputusan.

Selain itu, bisnis Startup akan selalu melakukan riset pasar dan memperbaruinya, bahkan beberapa Startup tidak ragu untuk rebranding apabila diperlukan.

Sehingga, bisnis Startup dapat beradaptasi dengan perubahan.

Yang mana, ketika bisnis Startup sudah mampu menguasai sebuah industri maka akan dikenal sebagai perusahaan.

Fase pertumbuhan atau cara kerja Startup terbagi ke dalam 6 tingkatan berdasarkan nilai valuasinya, yaitu : 

 📈 6 Fase Pertumbuhan Startup:

  • Cockroach 

Ini adalah tahap awal dirilisnya sebuah Startup. Para founder Startup biasanya sangat giat mencari investor atau pendanaan. Pendanaan modal yang datang dari para angel investor biasanya akan memperoleh imbalan obligasi konversi atau ekuitas kepemilikan.

  • Ponies

Pendanaan Startup sudah bernilai 10 juta USD dan terus berupaya meningkatkan nilai valuasianya. Tujuannya agar lebih banyak para angel investor yang tertarik menanamkan modal.

  • Centaurs

Pada tahap ini, Startup sudah memiliki nilai valuasi sekitar 100 juta USD. Produk yang dimiliki sudah dianggap layak dan sustainable atau berkelanjutan.

  • Unicorn

Bisnis Startup pada fase ini memiliki valuasi di atas 1 miliar USD. Beberapa Startup biasanya akan mempertimbangkan untuk melakukan merger dengan perusahaan Startup lainnya untuk meningkatkan nilai guna di pasar.

  • Decacorn

Pada level ini, bisnis Startup sudah mencapai nilai valuasi sebesar 10 miliar USD. Kesempatan untuk ekspansi ke negara lain semakin besar dan keberadaannya mulai mendominasi pasar.

  • Hectocorn

Ini merupakan fase tertinggi suatu bisnis Startup, dan sudah sepenuhnya menjadi perusahaan. Pada level ini, nilai valuasi sudah melebihi 100 miliar USD. 

Selain itu, perusahaan ini sudah sukses menguasai industri di tingkat internasional, sebagai contoh Facebook, Google, Apple, dan Microsoft.

Indikator lainnya untuk menyatakan bahwa Startup menjadi sebuah perusahaan, ketika  memenuhi syarat-syarat :

  • Usia Startup sudah lebih dari 3 tahun.
  • Adanya akuisisi atau merger dari perusahaan yang lebih besar.
  • Memiliki banyak kantor cabang di berbagai daerah/negara/benua.
  • Memiliki dewan direksi lebih dari 5 orang
  • Jumlah pegawai yang lebih dari 80 orang.
  • Nilai valuasi Startup lebih dari 20 miliar USD per tahun.
  • Co-Founder yang menjual saham pribadinya.

➡️ Budaya perusahaan (Company Culture)

Kebanyakan Startup memiliki budaya dan lingkungan kerja yang unik dan fleksibel.

Perusahaan Startup menciptakan suasana lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman juga menyehatkan bagi para karyawan.

Karena salah satu budaya kerja Startup adalah kebersamaan dan kesuksesan kerja tim (team-work).

Penataan kantor atau ruang kerja perusahaan Startup didesain memenuhi aspek ergonomi, tidak seperti pada kantor perusahaan konvensional (menggunakan bilik).

Kebanyakan perusahaan Startup memilih ruang kerja dengan penggunaan teknologi bersama (shared tech workspaces) yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya untuk menumbuhkan kreativitas para pegawai.

Biasanya, di awal berdirinya Startup, jumlah karyawan relatif lebih sedikit namun merupakan orang-orang yang ahli dibidang dan minatnya. 

Demi menjaga kredibilitas dan meningkatkan kualitas produk serta performa karyawan, kebanyakan perusahaan Startup terus berusaha terbuka dan menyesuaikan diri dengan umpan balik (feedback) baik dari investor, penasihat/mentor, karyawan/pegawain, maupun pelanggan.

📚 Baca juga: Apa itu Hackathon? 5 Alasan Kamu Harus Ikut Hackathon!

Perbedaan Startup dengan Perusahaan Konvensional

perbedaan startup dan corporation
Perbedaan Startup dan Corporate

Sebagai job seeker pasti muncul rasa ingin tahu tentang apa perbedaan perusahaan Startup dan Corporate. Meskipun kedua jenis bisnis ini memiliki banyak kesamaan, ada beberapa perbedaan antara Startup dan perusahaan konvensional.

✅ Profit (Tujuan Keuntungan)

Keuntungan merupakan salah satu perbedaan utama yang mencolok antara perusahaan Startup dan corporate adalah tujuan keuntungannya.

Sejak awal, fokus utama bisnis Startup adalah inovasi produk, menyediakan layanan jasa yang diminati oleh calon pelanggan.

Di awal periode Startup, karena masih mencari model bisnis dan target pasar yang sesuai, maka tak banyak yang mengeluarkan modal sendiri.

Lain halnya dengan perusahaan konvensional yang sudah mapan dan stabil.

Fokus perusahaan konvensional adalah mendapatkan profit dan memberikan keuntungan kepada pemiliknya.

✅ Pendanaan (Funding)

Startup biasanya didukung oleh perusahaan modal ventura. 

Untuk mendapatkan pendanaan, pengusaha Startup sebaiknya menjelaskan proyeksi pertumbuhan dan menunjukkan bagaimana investasi yang diusulkan akan meningkatkan nilai Startup. 

Di sisi lain, perusahaan konvensional tidak perlu memberikan prediksi pendapatan yang tinggi karena tipe perusahaan ini tidak mendekati pemodal ventura besar yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kekayaan investasi. 

Dengan demikian, kebanyakan bank akan memberikan pinjaman pada perusahaan konvensional.

✅ Risiko (Risk)

Startup seringkali terbentuk karena ambisi seorang founder atau pendiri untuk mengembangkan sesuatu yang baru. 

Sesuatu yang baru mungkin dapat berupa produk, layanan, atau strategi pemasaran. 

Akibatnya, pekerjaan yang diperlukan untuk membangun perusahaan Startup lebih besar daripada yang dibutuhkan oleh perusahaan konvensional. 

Startup membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha, bersamaan dengan peluang kegagalan yang lebih tinggi.

Bisnis konvensional secara signifikan kurang berisiko daripada Startup.

Karena pengusaha konvensional, sebagian besar tidak berinovasi dan sudah memiliki strategi bisnis yang solid. 

Karena perusahaan konvensional suka berpegang pada praktik bisnis yang terbukti benar dan tidak terlalu peduli dengan pertumbuhan yang cepat.

✅ Ritme Kerja

Kebanyakan Startup membebaskan karyawan mengatur waktu dan ritme kerja yang mana disesuaikan dengan kondisi dan keinginan masing-masing. 

Jam kerja perusahaan Startup tidaklah kaku, justru lebih luwes atau fleksibel yang penting target dapat tercapai dan team-work dapat berjalan dengan baik 

Perusahaan konvensional biasanya sudah menentukan job desk setiap pegawainya, sedangkan pada perusahaan rintisan (Startup) karena belum memiliki standar yang tetap maka seorang karyawan dapat mengerjakan satu atau dua pekerjaan di luar job desk-nya.

📚 Baca juga: Growth Mindset: Arti, Penerapan dan Manfaatnya dalam Karir

Siap Bekerja di Startup?

bekerja di startup, kerja di startup, apa itu startup, budaya startup
Lingkungan dan Budaya Kerja di Startup

Lingkungan dan budaya kerja yang ideal serta sehat merupakan salah satu indikator kesuksesan Startup.

Tujuannya untuk mendorong masing-masing anggota tim agar mampu berinovasi dan berkarya dengan kreatif dan sepenuh hati.

Apakah budaya Startup cocok untuk kamu?

Sebelum memutuskan untuk bergabung di perusahaan Startup, ada baiknya kamu mengetahui seperti apa budaya dan lingkungan kerja Startup.

Selain ritme kerja yang lebih flexibel dan suasana kantor yang dibuat lebih homey dibandingkan dengan perusahaan konvensional.

Rupanya hampir kebanyakan perusahaan Startup lebih transparan terkait kebijakan perusahaan, pengambilan keputusan, penggajian, dan promosi jabatan.

Dimana, setiap pegawai/karyawan diberikan hak untuk menyampaikan pandangan, pendapat atau pertanyaan terkait kebijakan dan pengambilan keputusan perusahaan.

Bagi kamu yang mulai tertarik untuk bekerja di Startup, maka mempersiapkan CV dan portofolio akan sangat mendukung kesiapanmu di mata rekruiter.

Siapkan CV yang menarik!

CV lamaran kerja merupakan gerbong pertama ketika melamar kerja. Karena gaya dan ritme kerja startup yang lebih fleksibel, kamu dapat coba melamar dengan CV online.

CakeResume merupakan situs yang menyediakan CV builder gratis dengan berbagai macam desain dan template. Kamu dapat menambahkan elemen multimedia yang dapat membedakan kamu dari kandidat lainnya.

Selain itu, CakeResume menyediakan layanan membuat portofolio lamaran kerja yang mudah dioperasikan dan tampilan yang sederhana.

Portofolio akan sangat membantu kamu untuk meyakinkan rekruiter karena perusahaan Startup membutuhkan bukti nyata dari hasil kerja.

📚 Baca: 7 Contoh Portofolio Lamaran Kerja yang Baik dan Menarik!

CakeResume menyediakan 50+ template CV online yang mudah dan menarik untuk dibuat, GRATIS! Yuk, buat CV PDF mu sekarang! 🎉

--- Ditulis Oleh Anggraeni Kumala Dewi ---

Resume Builder

Build your resume only in minutes!

More Articles you might be interested in

Latest relevant articles
Interview Skills
Apr 12th 2024

5 Cara Menjawab Berapa Gaji yang Anda Inginkan dalam Interview!

Ditanya "Berapa gaji yang Anda inginkan" saat interview? Kamu dapat menjawab dengan estimasi gaji dan alasanmu seperti “Di pekerjaan saya sebelumnya, saya menerima rata-rata gaji X juta sampai X juta dari fresh graduate hingga...