Writing

Avatar of Vonni Cahyani.
Avatar of Vonni Cahyani.

Writing

Bachelor's Degree of Development Economics
Padang, Padang City, West Sumatra, Indonesia

Self Quarantine Day-2

 

Sudah sepekan lebih untuk berdiam diri dirumah saja sesuai arahan pemerintah, dan terhitung dihari kedua sampai di kampung halaman, setelah kampus memberi surat ederan. Selama perjalanan menuju rumah, banyak cerita menarik yang terdengar dari beberapa orang, serta kondisi kota yang terkena dampak dari wabah ini. benar-benar sepi, hiruk pikuk kepadatan transportasi seperti musnah, seperti menuju kota mati. Mungkin hanya mobil ini yang melaju dijalan raya menuju rumah. Tepat dibelakang kursi, ibu-ibu mulai bersuara perihal Covid-19, sebenarnya saya sendiri sudah cukup lelah diterpa informasi ini. Dilini masa, grup whatsapp, selalu hilir mudik tiada henti. Ditambah kondisi fisik yang tidak baik-baik saja.

 

“corona ko, parah bana yo?”

 “iyo buk, langang panumpang pai kapadang jo baliak, anak kuliah libur yo diak?”.

 tepat pertanyaan tersebut ditujukan kepada saya, 

“iyo pak, diliburkan sabulan”.

 

lalu disambung pertanyaan-pertanyaan lainnya, mulai dari Covid-19 itu apa, dan gejalanya bagaimana, hingga harus kemana jika mempunyai gejala tersebut. Saya terdiam cukup lama, karena rasanya pemerintah sudah sosialisasi dengan berbagai cara agar diketahui masyarakat banyak, namun masih banyak yang mempertanyakan itu semua. Setelah berbagai lontaran pertanyaan itu muncul, saya mencoba menjelaskan sesuai pemahaman yang dimiliki.

salah satu penumpang dibagian belakang bersuara

 

“iyo nak, kapatang anak apak ma agia tau apak mode anak manjalehan kini, pakai masker, cuci tangan rajin-rajin”.

 “iyo pak, jadi ikuik’an saran dari anak apak tuh, itulah prosedurnyo pak, buk”.         

setelah percakapan yang cukup lama, saya tertidur diperjalanan menuju rumah, kembali terbangun saat ibu-ibu tersebut turun karena suara yang cukup berisik, melihat sekitar, gelap dan banyak pepohonan.

 

 “pak iko dima?” ucap saya kepada bapak yang dibelakang tadi.

“di dakek rumah ibuk tu nak, tu rumahnyo nak”.

 

“makasih pak supir”, ucap ibu tersebut

“yo samo-samo buk.

 

Seperti pembahasan sore tadi, pantas ibu tersebut belum mendapat informasi, rumahnya jauh sekali dari luar. jam sudah pukul 21.00 wib, cukup lelah untuk duduk selama 5 jam didalam mobil, melihat kedepan jalanan yang sepi, nyata untuk dinikmati, dan bergumam, “cepat pulih ibu pertiwi”.

sebuah harapan penuh dengan doa, agar semuanya kembali seperti semula, dan berharap yang terjadi ini hanya mimpi, lalu terbangun dikamar kosan segi empat nan indah, melihat jam sudah menunjukkan pukul 08.00 wib, yang dimana masuk kuliah pukul 07.30 wib.

 

“diak lah sampai” ucap supir.

“ha?, yo pak”.

 

Akhirnya dirumah, ruangan keluarga cukup terang, terdengar samar-samar suara dari dalam.

“Ma…..”, (panggil saya)

(Bunyi suara pintu dibuka)

“Assalammulaikum ma”.

 “Waalaikumsallam nak” balas Mama.

 

Tak banyak kata saat itu, menuju kamar yang biasa saya tempati sewaktu SMP dahulu, rumah ini masih sama, kenangan masih terasa, hanya orangnya saja yang sudah mulai berubah.

 

“Nak, mandi, habis tu makan lai” terdengar teriakkan dari luar kamar.

 

Setelah bersih-bersih, menuju meja makan, mengambil nasi dan beberapa lauk-pauk, serta air minum. dan menuju ke ruangan keluarga. mama sedang merajut sambil menonton serial Tv kesayangannya. Adik beserta sepupu saya, memegang gadget tanpa berkedip sedikitpun.

 

“sampai bilo libur?”

“sabulan, sesuai edaran, tapi bisa barubah sesuai situasi ma, ama bilo lai pai tampek akak?”

“alun tau lai, mungkin dirumah lu”

“oohh gitu”

 

Lanjut menghabiskan makanan. Lalu langsung kekamar untuk beristirahat, cukup lelah selama perjalanan tadi, ditambah rasanya badan sedikit panas. Sebenarnya cukup khawatir, jika termasuk salah satu terpapar wabah ini, namun selalu berpikir positif.

“it’s okey, everything will be okay”, bergumam sendiri sambil rebahan diatas tempat tidur.

 

Keesokkannya, terbangun cukup siang, sekitaran pukul 10.00 wib, terdengar suara dari beberapa orang dari luar kamar. Saya berdiri, menuju kesumber suara, dan melihat hal-hal yang sudah biasa dilihat dahulunya sewaktu SMA, keributan.

kembali kekamar, dan bergumam “baiklah, hari ini sudah dimulai”.

 

Sudah seminggu dirumah, dan ini melelahkan sekali. Berdiam diri tanpa aktivitas lain, tidak membuat cukup tenang. Malahan otak dibuatnya semakin rumit dalam menjalani hari. Yang benar-benar istirahat hanya tinggal kata, belum tugas kuliah dari dosen, belum perang dunia kesekian dirumah. Senang, dan sedih silih berganti, tak kenal bagaimana situasi kondisi.

Selama dirumah, saya melihat seluruh aktivitas keluarga setiap harinya. Dahulunya yang selalu menghindar dan mengasingkan diri dengan namanya rumah, sekarang harus dituntut setiap hari didalam rumah, tanpa bisa lari, karena resikonya maut jika nekat. Dan keadaan memaksa, untuk menerima ini semua dengan lapang dada. Jika selama ini memilih mengorbankan fisik dari pada hati, alias menyibukkan diri dengan kegiatan yang dicari, kali ini dituntut untuk berdamai dengan diri sendiri, dan diharuskan menghadapi kenyataan.

Namun kenyataannya, dibalik sosok Mama yang tiada henti mengoceh, terlihat satu sosok yang menyayangi serta tangguh ketika saya mengikuti kegiatannya sejak subuh sampai tenggelamnya mentari. Papa, yang sebenarnya biang masalah, namun melihat beliau sudah berusaha semampunya. Seorang lelaki yang kurang peka, katanya. Apalagi dengan dirinya sendiri, dan itu memaksa kami untuk memahami. Dan abang yang tiada hentinya menambah beban bagi keluarga, dengan kesalahan-kesalahan yang sudah diperbuatnya. Dan adik yang terkesan sangat manja dengan titel kebungsuannya, namun sebenarnya sibungsu cukup cantik dan multitalenta. “cantik dan jago dandan saja tidak cukup”. begitu kata yang selalu saya lontarkan didepannya. Toh pada akhirnya kita semua hanya membutuhkan apresiasi lebih dan dorongan.

 

Swaisolasi ini membuat saya mengagumi dan menyadari hal-hal yang telah lama tertinggal dan terpendam akan prasangka buruk mengenai keluarga sendiri. Karena menurut saya. Kita diberi waktu lebih menyadari bahwa kita cuma punya jarak saja. Kalaupun ada yang harus disyukuri, ialah fakta bahwa kita harus membumikan diri. Karena biasanya waktu terasa mahal hanya untuk saling menyapa, kini waktu memberi kita ilmu untuk tenang dalam berpacu. Dan kalaupun ada hal yang harus disyukuri, ialah jeda yang berharga walau kita cumpa punya jarak.

.

.

.


Tulisan ini terinspirasi dari postingan instagram @Menjadimanusia , yang saya terjemahkan dalam bentuk cerita, dan mengambil insipirasi dari beberapa lingkungan sekitar.

Jaga kesehatan yaaaa, Stay Safe and StayHealty.

 

24 Maret 2020, 22.53 WIB.

KULIAH ONLINE VS COVID-19

Beberapa hari terakhir ini, covid-19 isu paling terhangat untuk dibicarakan, entah itu dari dunia pendidikan, sosial, ekonomi, negara dan dunia. Sesuatu hal yang sangat dan harus di waspadai untuk semua manusia yang hidup dibumi.

Universitas-universitas besar diindonesia menerapkan sistem perkuliahan online. Salah satunya kampus biru-donker di sumatera barat yang juga menerapkan perkuliahan tersebut. Dari segi kewaspadaan, hal itu merupakan antisipasi yang baik, agar mengurangi interaksi antar sesama atas penyebaran virus corona. Dan kita semua pasti tidak menginginkan penyebaran virus tersebut semakin menjalar.

Namun saat perkuliahan online dilaksanakan, bukanlah solusi terbaik, jika pelaksanaan jauh dari standar perkuliahan online itu sendiri. Perkuliahan online saat ini sama saja memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kemunduran pendidikan, tanpa adanya SOP perkuliahan online baik dan benar. Yang dimana tatap muka saja juga sulit untuk benar-benar dipahami, bagaimana dengan perkuliahan online yang hanya memberi tugas hingga bertumpuk-tumpuk. Sedangkan tenaga pendidik tugasnya adalah mendidik seseorang sampai pada tingkat terdidik. Sebagian mahasiswa nampaknya senang dengan kuliah online, tapi apakah sadar bahwa hal itu malah membuat mahasiswa makin kurang produktif. Metode tatap muka saja sulit dipahami apalagi dengan media daring.

 Saat kuliah online diterapkan seharusnya baik dari dosen dan mahasiswanya sendiri harus berinovasi, jika memang indonesia saat ini berada pada masa Revolusi Industri 4.0, yang melibatkan hal apapun dengan teknologi. Seharusnya para dosen tidak menumpuk tugas dari A hingga Z, tanpa adanya penjelasan. Yang dimana perkuliahan dalam sehari bisa mencapai empat sesi. Tidak bisakah solusi untuk perkuliahan online menggunakan skype, atau kapasitas dari portal diperbaiki dan ditambah dengan fitur-fitur mempermudah perkuliahan online, atau tidakkah bisakah dosen menjelaskan materi dengan mem-vidieokan dan di share kepada mahasiswa?. sehingga mahasiswa itu sendiri tidak kebingungan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. yang paling banyak dirugikan yaitu mahasiswanya sendiri. Serta keuntungan dari civitas akademisi, bisa santai dalam menjalankan perannya sebagai seorang tenaga pendidik. Jadi tidak adanya kesimbangan antara mahasiswa dan dosen. Yang ada hanyalah ketimpangan.

Jika isu dunia sudah semencekam ini, seharusnya tingkat universitas sudah memberikan solusi terbaik agar tidak terhambatnya perkuliahan. Dengan yang terjadi saat ini, hanyalah kemunduran dari dunia pendidikan. Dan jangan hanya memberi statement perkuliahan tatap muka diganti dengan perkuliahan online tanpa adanya sistem yang baik dan standar prosedur yang diberikan untuk dosen.

Pak/buk? Kami juga tidak ingin virus ini menjangkit manusia lebih banyak lagi, tapi kami juga tidak ingin jika pendidikan yang kami dapatkan seperti ini. Kamipun tidak menuntut perkuliahan tatap muka dipaksakan, hanya perbaiki sistem dan prosedur untuk perkuliahan online itu sendiri. Jika sistem dan prosedur jelas, yang sama-sama diuntangan ialah semua yang terlibat dalam Universitas.

 

 

Tulisan ini terlahir dari keresahan

yang timbul beberapa hari terakhir ini.

Surat Untuk Manusia dari Manusia

 

Assalamualaikum.wr.wb

 

Semoga semuanya baik-baik saja.

 

Tulisan ini saya tulis dalam keadaan saya sudah tidak keluar kontrakan selama 5 hari, terhitung semenjak kampus memberi surat edaran untuk kuliah di rumah atau berdiam diri dikosan. Awalnya memang menyenangkan kuliah di rumah, bagi kaum rebahan seperti kami, bisa lebih santai, itu harapan sebelumnya. Secara biayapun tentu lebih hemat. Namun makin kesini, beberapa dari kawan-kawan yang mengeluh karna ternyata tenaga pendidikpun banyak yang gagap teknologi, sehingga tidak efektif sama sekali, serta solusi dari dosen - dosen tersebut ialah memberi tugas dan dikirim melalui email, beberapa kawan- kawan yang ekonominya lemah hanya punya hp yang layarnya 3 x 2 cm, mesti absen beberapa pertemuan, yang dimana kadang kapasitas dari hpnya sendiri tidak mencukupi untuk mendwonload aplikasi yang digunakan dosen, belum beberapa sinyal-sinyal didesa tertentu yang tidak stabil, apalagi kapasitas dari portal yang terbatas.

Kamipun tidak menyalahkan siapapun, dan tidak menuntut apapun jika keadaan sudah sebegini mengkhawatirkan, kita semua pasti sangat mewaspadainya, bahkan jika batuk sedikit saja, sudah memikirkan hidup. Menghitung-hitung dosa, seketika ibadah lebih diperdalam. Bagus memang, karena dengan musibah ini, kita lebih dekat kepada Tuhan kita masing-masing. Karena musibah yang sedang terjadi, grup-grup whatsapp penuh dengan info-info dari Covid-19, lini masa yang tiada henti mengupdate informasi terbaru, menakutkan memang. Namun saya turut mengapresiasi pemerintah dengan protokol penangananya, serta sosialisasi yang tiada hentinya, serta tenaga medis yang dikuras baik waktu dan tenaganya.

 

Lusa lalu saya juga mendapat telfon dari salah satu teman yang sudah tamat SMA, yang tidak memilih kuliah dan melanjutkan untuk bekerja, bahwasannya, kredit motornya jatuh tempo hari ini, dan ingin meminjam uang kepada saya, malangnya sayapun tidak dapat membantu, karna saya tidak produktif serta hanya mahasiswa tingkat akhir. Di sini saya berfikir, semua yang kerjanya bergaji harian, alangkah susahnya karena tak ada pemasukkan. Contohnya mungkin, tukang sate dijalanan, berkurangnya pembeli, atau yang lebih parah, benar-benar tidak ada yang membeli, karena hampir semua orang mengisolasikan diri dan tidak ingin bertemu siapapun. Bayangkan saja, bagaimana mencekiknya ekonomi masyarakat kalangan bawah?, seorang kepala keluarga yang harus membiayai kehidupan istri beserta anaknya, belum lagi ada yang juga menanggung kedua orang tuanya, bahkan lansia yang masih menjadi tulang punggung keluarga, yang seharusnya hanya duduk menikmati masa tuanya, tukang koran keliling, tukang cangcimen, dan pekerja harian lainnya yang mengharapkan penghasilan saat itu juga, untuk makan dan bertahan hidup.

Ini salah satu hal yang paling berbahaya, hari biasanya saja tanpa virus ini, kehidupan mereka sudah sangat susah, apalagi dengan adanya wabah ini, malah semakin bertambah susah, karena putaran uang tidak terjadi atau menepis. Yang bisa membeli kebutuhan pokok, yaaaa hanya mereka yang bergaji tetap perbulan atau kalangan menengah ke atas, kalangan menengah kebawah bagaimana?. Apakah pemerintah sudah berpikir sampai sejauh ini?, bayangkan kejahatan kriminal yang akan terjadi, saya sendiri tak sanggup untuk membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Yang mampu membeli bahan pokok, akan menimbunnya, dan yang tidak mampu akan bisa sampai pada tahap penjarahan. Yang akan menimbulkan polemik-polemik baru lainnya. Apakah para aparat negara sudah siap menghadapi lonjakan seperti ini?, yang dimana Negara kita sendiri memang belum cukup stabil dari segala sektor. Masih untung pejabat dan pegawai yang gajinya sudah pasti dibayarkan perbulan, dan tetap di berikan. Namun mereka yang mencari peruntungan hidup secara harian mau makan apa ketika situasi seperti ini?, apa pemerintah sudah punya solusi?, ya wajar jika instruksi tetap di rumah di indahkan, beban mereka lebih besar dari corona yg mengancam. Jika persoalannya perihal lambung, apapun mungkin akan dikorbankan. Dan hakekat sebagai manusia akan hilang dengan sendirinya. Ini sesuatu masalah yang pelik. Karena seluruh sektor di hantam tanpa ampun. Kitapun bingung, disisi lain kita tidak ingin hal tersebut terjadi, dan disisi lain kita tidak ingin juga, diri kita sendiri terpapar virus tersebut, rumit memang. Kita harap pemerintah segera memberikan solusi terbaik dan mencegahnya.

 

Hari ini saya di telfon seorang anak pengusaha yaitu sahabat saya sendiri. Dia bercerita ternyata dikalangangan pengusaha pun dikeadaan seperti ini tidak baik-baik saja, karena karyawan diliburkan dan gaji tetap harus dibayarkan, belum lagi pendemi ini tidak tau kapan akan berakhir. Sedangkan yang menunggu didepan, gaji harus segera ditunaikan. Jika dilakukan PHK massal itu bukan solusi terbaik saat ini dan mungkin akan menimbulkan masalah baru lagi, jika pendemi ini berlarut-larut, dilain sisi, perusahaan akan menuju fase kebangkrutan, dan PHK massal akan terjalankan. Sekali lagi, rumit memang.

 

Kaka saya sendiri seorang tenaga medis, yang bisa kapunpun akan ditarik untuk menangani pendemi ini, karena kekurangan petugas jika korban berjatuhan berkali-kali lipat, ada ketakutan sendiri bagi saya, dan bahkan kaka saya sendiri secara pribadi, dan hal itu wajar bagi siapapun, namun disatu sisi, seorang tenaga medis sudah disumpah, bahwsannya akan melaksanakan tugas atas dasar kemanusiaan, mulia memang. Saya sangat memberi apresiasi kepada siapapun tenaga medis saat ini, yang sudah mengorbankan banyak hal, agar pendemi ini tidak menjalar dan berada pada garda terdepan. Mungkin saat ini, kaum rebahan seperti saya, baru hanya bisa mengucapkan terima kasih, dan menjalankan protokol yang ada, cukup berdiam diri, dan tidak datang ketempat keramaian.

 

Lalu, barusan saya mencari info terbaru tentang Rupiah, yang dimana beberapa hari terakhir ini, Rupiah sudah mencapai 16.000/dollar. Tak main-main, dollar melonjak tinggi tanpa memberi ampun sedikitpun kepada mata uang negara kita. Sayapun turut mengambil nafas dalam-dalam, semencekam ini ternyata. Sayapun bertanya, apakah krisis moneter 1998 akan terulang?. dari beberapa artikel yang saya baca, para ekonom pun khawatir indonesia akan mengalami krisis moneter berkepanjangan, pemerintah sepertinya cukup dilema dalam mengatasi ini, antara fokus terhadap virusnya atau upaya menyelamatkan perekonomian indonesia. Perkembangan dari Covid-19 ini menyebabkan ketidak pastian yang cukup tinggi, serta menurunkan kinerja pasar keuangan global, menekan banyak mata uang dunia, serta memicu pembalikkan modal kepada aset keuangan lainnya, data februari 2020 menunjukkan keyakinan pelaku ekonomi, Purchasing Manager Index (PMI), serta konsumsi dan produksi menurun tajam. Development of Economics and Finance (INDEF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi indonesia sebelumnya 4,8% maka adanya virus corona pertumbuhan ekonomi terkoreksi kembali di 0,3% maka bisa menjadi 45%. apalagi jika indonesia harus mengambil kebijakan isolasi atau lockdown tanpa perencanaan yang matang maka dampak negatifnya dari segi ekonomi sangat besar, karena aktivitas ekonomi akan banyak berhenti total. ekonomi dihantam sangat keras, dan saya sebagai seorang mahasiswa difakultas ekonomi merasakan kekhawatiran yang teramat di bidang ekonomi, bagaimana kembang kempisnya Bank Indonesia menyikapi ini. Jika pemerintah salah dalam mengambil kebijakan dalam menangani masalah ini, indonesia benar-benar memang diambang kehancuran. Kita semua tidak menginginkan itu terjadi. Namun data yang saya peroleh Bank indonesia sendiri sudah mengambil kebijakan menurunkan kembali BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,5% dari sebelumnya 4,75%. pemangkasan suku bunga acuan akan menurunkan suku bunga simpanan, yang kemudian menekan suku bunga kredit. Dan semoga saja, salah satu kebijakan ini, dapat menahan beberapa gejolak dari sektor perekonomian indonesia.

 

Sulit memang situasi seperti ini, sampai guyonan saya keluar, tidak apa lah virus ini membunuh banyak orang, tugas kita cuma bertahan sampai ini selesai, setelah itu kita tau, berapa orang yang akan meninggal, dan beberapa perusahaan akan membuka lapangan pekerjaan, kita yang sudah semester akhir ini, akan dapat peluang pekerjaan, hahaha…hahahahaha.., gila memang. Jika yang mati 1000 pekerja, 1000 lowongan pekerjaan akan dibuka, jika yang mati 1000 pengangguran, 1000 saingan sudah kita kalahkan. Hahahahaha…hahahaa, sungguh sangat tidak manusiawi jika berpikir seperti itu, pokonya tugas kita ikuti saja alurnya, tetap bertahan, dimana-mana biasanya Made-in China bertahan hanya sebentar kok. Namun balik lagi, hanya guyonan yang tidak memperjelas kekhawatiran diri.

 

Lalu saya berpikir kembali, teringat lagu dari Ebiet.G.Ade, “Berita Kepada Kawan”, yang mana, liriknya yang paling menyentuh yaitu;

Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita

Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa

Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita

Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang.

Ini mampu membuat saya, memikirkan hidup, apa benar sebegini jauhnya Manusia saat ini dari Tuhan?.

Apapun yang terjadi nanti, kita semua pasti sama-sama berharap dan berdoa, agar pendemi ini cepat berlalu. Dan obat mutlaknya segera ditemukan dan dapat membrantas virus yang disebut Covid-19. Serta tenaga medis dan pemerintah memberikan solusi terbaik dan tenaga yang lebih untuk menyelesaikan wabah ini. Kita semua pasti sepakat akan hal itu. Jadi, hal yang bisa dilakukan saat ini, kita sama-sama berdoa dan berikhtiar agar pendemi ini tidak berlarut-larut serta menjalankan protokol yang telah ditetapkan pemerintah.

Kedudukan Perempuan Minang di Tengah Paham Feminisme

 

           Bicara feminisme di tengah adat, berarti berbicara sesuatu yang baru di Indonesia, Khususnya di Sumatera Barat. Feminisme saat ini masih dianggap sebagai budaya barat yang kental dan mencapai kebebasan kaum perempuan di segala hal. Feminisme menyangkut bagaimana memposisikan subjek perempuan di dalam masyarakat. Selama ini perempuan telah diposisikan sebagai The Other yang relasinya selalu menunggu untuk didefinisi dan dimaknai. Identitas perempuan selalu dilekatkan oleh kontruksi sosial. Begitu pula di dalam konsep modern, perempuan selalu menjadi subjek yang berlawanan dengan subjek laki-laki. Sebenarnya jauh sebelum istilah feminis muncul di Indonesia, masyarakat Minangkabau telah menerapkan konsep kebebasan yang selama ini disuarakan oleh para aktivis gerakan perempuan.

Kedudukan tertinggi perempuan Minangkabau adalah bundo kanduang. Bundo kanduang di artikan seorang pemimpin non formal bagi seluruh perempuan dan anak cucunya dalam suatu kaum. Dengan demikian, setiap perempuan Minangkabau harus terdidik dan berpendidikan ibaratnya tau alau jo patuik, tau rantiang nan kamancucuak, alun takilek alah takalam. secara tidak langsung kedudukan perempuan di Minangkabau sejalan dengan apa yang tengah hangat di Indonesia saat ini yaitu Kesetaraan Gender. Bahkan sebelum isu kesetaraan gender bergema di seluruh dunia, terutama di barat. Orang Minangkabau telah menjalankan apa yang disebut sebagai kesetaraan gender tersebut.

Bundo kanduang mencitrakan sosok perempuan yang lemah lebut, berwibawa, dan mempunyai idieologi kekuasaan sebagai pemimpin. Bagi suku Minangkabau perempuan mempunyai kedudukan istimewa di dalam rumah maupun di dalam adat. Terciptanya persamaan dominasi laki-laki dan perempuan di Minangkabau, mengakibatkan adanya keharmonisan di segala lini kehidupan. Bagi kaum feminis, akar penyebab ketidakadilan gender berasal sesungguhnya dari pewarisan idieologi patriaki yang mengagungkan kaum laki-laki. Sehingga hal ini tidak mengganggu pewarisan budaya idieologi perempuan di Minangkabau.

Berbicara pemikiran feminisme tidaklah sederhana, feminisme terlahir dari berbagai pemikiran-pemikiran yang saling berbeda yang terpolarisasi aliran-aliran feminis, seperti Feminisme liberal yang menitik beratkan pada kebebasan individu bagi perempuan. Feminisme radikal yang berfokus pada hal-hal mendasar atas ketimpangan yang dialami oleh perempuan, dan pada berbagai pilihan pribadi perempuan atas tubuh dan seksualitas mereka baik ia seorang heteroseksual, lesbian, maupun transgender. Feminisme marxis-sosialis terfokus untuk membebaskan perempuan dari pengkotakan kelas, patriarki, seks, serta kapitalisme. Feminisme psikoanalis gender, kemunculan aliran ini merupakan perlawanan atas tokoh psikoanalis, sigmund freud. Freud mengatakan bahwa perempuan mengalami “penis envy” atau iri terhadap laki-laki karena memiliki penis, dan akibatnya merasa diri mereka inferior dibandingkan laki-laki. Feminisme eksistensialis sangat mendukung perempuan untuk bebas mendefinisikan makna keberadaannya di dunia ini. Feminisme pasca modern disebut juga feminisme bagi kalangan akademis. Feminisme multikultural global mengenalkan cara pandang bahwa perempuan itu heterogen namun mempunyai beragam irisan yang bertaut seperti umur, status sosial ekonomi, pendidikan, agama, budaya, kewarganegaraan dan lokasi. dan Ekofeminisme menitikberatkan perempuan secara spiritual terhadap ekologi di sekitarnya. Dari berbagai macam aliran feminisme yang muncul, feminisme sesungguhnya bertitik tolak dari asumsi bahwa kaum perempuan sering mengalami perlakuan yang tidak adil dalam kehidupan, terutama di bidang sosial, ekonomi, budaya, politik, dan ilmu pengetahuan. Feminisme adalah wujud pemikiran dan ekspresi yang berbeda dari banyak perempuan dan laki-laki, sebenarnya semua memiliki tujuan yang sama untuk membangun kesetaraan untuk perempuan di semua wilayah kehidupan mereka.

Suku minang satu dari 10 suku yang ada di Indonesia menganut sistem kekerabatan matrilineal, dimana ikatan kekeluargaan didasarkan atas hubungan darah yang ditarik dari pihak ibu. Perempuan berada di posisi yang terhormat dan mempunyai gambaran kuat, kukuh dan anggun. Pentingnya perananan perempuan tidak terlepas dari kodratnya baik secara agama maupun sebagai penerus keturunan di Minangkabau. Sistem matrilineal ini memberikan ruang dan hak-hak bagi kaum perempuan. Dan memiliki akses yang besar masuk ke ruang publik karena perempuan minang memiliki kebebasan dalam hal tersebut.

Perempuan dalam Minangkabau memiliki tempat dan hak suara di dalam kaum. Pendapatnya didengar, pertimbangannya diperlukan, perempuan benar-benar memiliki nilai. Banyak metafor yang menunjukkan tingginya kedudukan perempuan Minangkabau tetapi tidak ditemukan pada laki-laki. Hal ini terdapat dalam gurindam adat Minangkabau tentang bundo kanduang, seperti di bawah ini :

 

Bundo kanduang limpapeh rumah nan gadang

(ibu kandung rama-rama rumah gadang).

Amban puruak pagangan kunci (penguasa rumah pemegang kunci)

Amban puruak aluang bunian (penguasa pemegang harta pusaka)

Pusek jalo kumpulan tali (pusat jala himpunan tali)

Sumarak di dalam kampung (semarak di dalam kampung)

Hiasan dalam nagari (hiasan dalam negeri)

Nan gadang basa batuah

Kok hiduik tampek banasa (waktu hidup tempat bernazar)

Kok mati tampaik baniak (waktu mati tempat berniat)

Ka unduang-unduang ka madinah (sebagai pelindung kemadinah)

Ka payuang panji ka sarugo (sebagai payung panji ke dalam surga)


Perempuan Minangkabau bukan hanya simbol dalam adat saja, tetapi juga merupakan perempuan utama yang memegang kehormatan kaum. Perempuan Minangkabau sejalan dengan pandangan feminis, yang mempunyai aktivitas dan inistiatif sendiri untuk memperjuangkan hak dan kepentingan dalam berbagai gerakan. Lebih dari itu perempuan Minangkabau ditempatkan sebagai makhluk utama penentu kontuinitas kehidupan manusia, termasuk dalam hubungan dengan makhluk lainnya, alam semesta dan Tuhan. Hal ini bertujuan untuk menjaga keutamaan dan kehormatan perempuan. Kedudukan dan peran ini jelas menunjukkan tidak adanya bias gender atau ketidakadilan gender.

Namun jika kita melihat lebih luas lagi yang terjadi saat ini, masyarakat matrilineal di Minangkabau pun berangsur-angsur menganut sistem patriakis. Hal ini sejalan dengan mulai hilangnya peranan perempuan di suatu kaum. Karena posisi bundo kanduang dalam adat Minang sudah mengalami degradasi. Kejayaan mereka saat ini hanya dijadikan sebagai simbol saja. Pengelolaan harta oleh bundo kanduang sifatnya memiliki tetapi tidak menguasai sehingga di Minangkabau ungkapan “women reign but not rule” perempuan jelas berkonotasi dengan kata-kata female gender secara sosio kultural dan berkonotasi female sex secara biologis. Selain itu, arus modernitas juga mulai memudarkan kehormatan dan nilai perempuan Minangkabau. Tambo-tambo adat yang mengatur tentang pola kehidupan perempuan hanya tinggal sebagai sejarah yang hanya bisa dibaca saja oleh generasi muda sekarang tanpa bisa dipahami arti dan makna yang sebenarnya dan kemudian yang berangsur-angsur dilupakan.

Oleh sebab itu gerakan-gerakan feminisme sebagai sebuah spirit dan gerakan penyadaran akan posisi perempuan yang subordinat dari laki-laki, masih dibutuhkan oleh perempuan Minang. Namun faham feminisme ini tidak halnya untuk ditelan bulat-bulat begitu saja. Karena tidak semua pemikiran feminisme di barat cocok untuk masuk dalam pemikiran perempuan Indonesia khususnya di Minangkabau. Sekiranya perlu pembaruan pemikiran-pemikiran feminisme baru yang akan dianut di Indonesia berdasarkan hak dan kedudukan perempuan di masa lalu sudah jelas memiliki kebebasan khususnya di Minangkabau.

Dan gerakan feminisme yang marak di suarakan oleh aktivis-aktivis perempuan saat ini harus diberikan apresiasi namun tetap kritis dalam pengimplementasikannya, terutama dalam konteks kebudayaan Indonesia. Karena budaya tetap dilestarikan walaupun di tengah kemajuan pemikiran-pemikiran yang ada saat ini. Dan jika kita telaah lebih jauh lagi kebebasan perempuan melalui budaya sudah jauh ada sebelum faham feminis hadir di Indonesia. 


J E J A K

napak tilas pertarungan jiwa

Tahun lalu adalah tahun tersulit bagiku. Mengecawakan banyak manusia, menumpahkan tangis mereka. Kehilangan kontrol diri. Hingga terlalu kalut dalam pedih. Butuh waktu panjang agar terbebas dari masa suram yang semua orang saksikan, jadi bahan omongan, jadi bahan candaan, jadi pembelajaran, hingga jadi berbentuk narasi yang panjang.

Dibalik ombak-ombak yang menerjang selalu ada suara-suara yang tulus menggema “hiduplah”. Walau terengap-engap mencoba bernafas. Namun sebenarnya aku di paksa menjadi perenang yang hebat.

Saat mencoba berenang kepermukaan, aku menemukan senyuman-senyuman mereka terhadapku. Pelukan hangat seolah aku baru lahir sore itu. Aku menulis petrichor berbaris-baris kalimat dari Mamaku, saudaraku, sahabat-sahabatku. “Ayooo jangan menyerah”. Diseberang sana masih banyak hal baik yang belum terjamah, jadi peluklah suara-suara yang menggema tersebut dengan Doa. Sebab Tuhan tidak pernah ingkar akan janji-Nya.

Bab pada tahun ini selesai, setiap tahun kita semua mempunyai cerita yang berbeda-beda. Tiada kata yang mampu mengakhiri setiap perjalanan, sebab selalu ada kisah baru yang penuh haru yang menanti didepan sana. Disetiap moment-moment tenggelammu, semoga selalu ada celah harap untuk tetap hidup walau sebajingan apapun yang dilalui disetiap perjalanan.

Semoga kalian tahu, kalian tidak sendirian. Kita bisa coba bersama-sama.

Kembali bernafas, meraih segala harap dalam setiap doa yang ada.

Sekian..

k a l u t

Gelagat jiwa yang terpekik oleh harapan kian mencekik. Sebenarnya apa yang saya cari?. Jelas – jelas hidup di bumi ini hanya menunggu waktu sujud sembah kepada-Nya. Selebihnya hanya untuk mengisi waktu luang ditengah kosongnya dari subuh ke zuhur ke ashar ke magrib ke isya.

Lalu sebenarnya apa yang saya cari?

Lalu sebenarnya apa yang benar-benar manusia ingini?

Masa kenabian sudah berhenti, Kerajaan sudah lama jatuh, Pahlawan kemerdekaan sudah lama mati, Musim sudah sering berganti, Peradabaan manusia kian hari makin canggih.

LALU APA YANG SEBENARNYA SAYA CARI?

LALU SEBENARNYA APA YANG KALIAN CARI?

Menghamba namun tidak kenal siapa yang disembah.

Berdoa namun tidak kenal kepada siapa yang diminta

Sebenarnya segumpal darah seperti apa setiap manusia ditengah pencarian Iman yang kian hari di rayu mesra oleh bisikkan iblis untuk mendahului hawa nafsu.

Kalut dalam harta

Kalut dalam tahta

Kalut dalam cinta

Lalu bisakah kita berakhir dengan narasi Buya Hamka yang ini; "Satu-satunya alasan kita untuk hadir di dunia ini adalah untuk menjadi saksi atas keesaan Allah”

 

Lalu sebenarnya apa yang saya cari?

"Satu-satunya alasan kita untuk hadir di dunia ini adalah untuk menjadi saksi atas keesaan Allah” – Hamka

Beberapa tulisan yang layak di publikasikan.
Avatar of the user.
Please login to comment.

Published: Jan 8th 2023
26
6
0

Share