Siak Regency, Riau, Indonesia
Bagi tenaga pengajar/guru dan siswa di kota, belajar jarak jauh cukup mudah dilakukan karena tersedia jaringan internet dan akses yang mudah.
Di pelosok daerah, terkhusus Desa penyengat Sei Apit sistem itu sangat sulit diterapkan lantaran jaringan internet sangat terbatas dan siswa yang memiliki gawai/gadget sangat sedikit.
Sulitnya akses internet hanya dapat ditempuh/didapat dengan cara menuju titik jaringan internet salah satunya ada di Dermaga pinggir laut, tempat nelayan mencari nafkah serta tempat masyarakat lalu lalang berkunjung menyeberang kekampung sebelah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak sedikit buaya muara timbul tenggelam senantiasa menjadi tontonan kewaspadaan.
Keterbatasan sinyal/jaringan dan kepemilikan gadget tak menjadi penghalang bagi sejumlah guru di Desa Penyengat Sei Apit, untuk tetap menyusun strategi belajar di tengah pandemi Covid-19.
Kami senantiasa memutar otak untuk membuat metode pembelajaran yang bisa dijangkau semua pihak.
Kami berupaya mencari metode pembelajaran yang sesuai di saat masa pandemi yang lalu.
Banyak cara yang dapat kami lakukan salah satunya ialah membuat materi pelajaran dalam bentuk mading besar. Juga membuat les tambahan di sela-sela jam sekolah.
Selain itu, saya juga mengadakah Bimbel Gratis baik di sekolah maupun di rumah dengan cara berkala.
Dari rumah ke rumah para siswa saya lalui sembari berangkat dan pulang dari sekolah yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki sepanjanglebih dari 2km, tegur sapa berhenti mengedukasi pentingnya belajar sejak dini.
Tak hanya disitu, kami para guru juga bertarung melawan hari, berjaga-jaga kalau-kalau binatang buas seketika ada dihadapan maupun menguntit dari belakang kami seperti Kalajengking , Ular, Babi hutan, Harimau dan binatang buas lainnya yang belum muncul. Yang sebagaimana kita ketahui bersama bahwa daerah tsb adalah benar memang daerah pelosok jauh dari kata layak dan memadai.
Ya, benar. Sekolah tersebut adalah Sekolah yang masih dalam basic sekolah Terpencil, Terpelosok, Terluar dan Tertinggal.
Namun demikian, hal yang sangat membanggakan bagi saya dalah pernah menjadi bagian dari sekolah yang demikian.
Saya merasakan euforia semangat dalam menuntut ilmu. Saya bersyukur diberikan kesempatan merasakan suka duka serta euforia menjadi garda terdepan pendidikan di tempat demikian yang tidak semua para sarjana bergelar S,Pd mampu dan mau menjadi pelita dalam kegelapan yang sesungguhnya.
Kiranya ALLAH SWT melapangkan Rezeki seluruh Guru di Indonesia.
Saya bangga menjadi Guru.