CFA: Ujian Paling Susah di Seluruh Dunia? Wajib Ambil bagi Praktisi Industri Finance

Saat ini, sudah banyak orang yang memiliki gelar S1 atau bahkan S2. Sehingga terkadang dibutuhkan tambahan kredensial untuk menunjukan kemampuan yang lebih baik sebagai pencari kerja. 

Apa satu sertifikasi yang dapat menunjukkan bahwa seorang pegawai benar-benar menguasai dunia keuangan? Tergantung dari jenis pekerjaanya, mungkin dibutuhkan sertifikasi yang berbeda.

Bagi orang awam yang tidak bergelut di bidang ini mungkin tidak akan mengetahui bahwa ada banyak sekali jenis pekerjaan yang terkandung dalam industri ini. Beberapa jabatan, seperti financial controller, membutuhkan penguasaan ilmu akuntansi yang kuat. Untuk itu, ada sertifikasi Certified Public Accountant (CPA). Untuk mereka yang bekerja di bank, sertifikasi-sertifikasi risk management menjadi opsi yang dapat dipertimbangkan. Sedangkan bagi perencana keuangan pribadi, Certified Financial Planner (CFP) merupakan sertifikasi yang utama. 

Namun, untuk sertifikat financial analyst bagi mereka yang bekerja di pasar modal, investment bank atau advisory, CFA (Chartered Financial Analyst) merupakan yang paling terpandang.

Apa itu CFA?

Kepanjangan CFA adalah Chartered Financial Analyst. Seperti namanya, sertifikasi CFA adalah sertifikasi yang dirancang untuk mendidik dan menguji skill dan keterampilan untuk bekerja di dunia keuangan, khususnya perihal investasi. 

Ide tentang sertifikasi CFA pertama kali dicetuskan di tahun ‘60an oleh Bapak dari Value Investing, Benjamin Graham. Bagi Graham, dibutuhkan satu sertifikat untuk melatih financial analyst yang mulai bertambah jumlahnya. Tak lama kemudian, terbentuklah Chartered Financial Analyst Institute (CFA Institute) yang menyusun dan menyelenggarakan ujian CFA secara reguler. 

Saat ini, CFA adalah salah satu gelar ujian yang paling bergengsi di dunia keuangan dengan tiga level:

  • CFA level 1 
  • CFA level 2 
  • CFA level 3

Ujian CFA sering dianggap sebagai salah satu ujian tersulit di dunia. Bagaimana tidak, secara historis, hanya 40% dari seluruh pengambil tes level 1 yang dapat lulus dari tes tersebut. Diikuti passing rate di kisaran 40% di level 2 dan 55% di level 3. Dengan kata lain, hanya sekitar 8% partisipan yang berhasil menamatkan hingga level tertinggi.

Ditambah lagi, waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari bahan sertifikasi CFA tidaklah sedikit. Sebagai rule of thumb, peserta yang lulus ujian level 1 umumnya menghabiskan setidaknya 300 jam untuk mempelajari materi sertifikasi CFA.

Alhasil, pencari kerja dengan gelar CFA dianggap memiliki kemampuan tentang keuangan yang baik dengan ketekunan yang tinggi. Alias, calon karyawan yang ideal.

Level - Level Ujian Sertifikat CFA

cfa-adalah, sertifikasi-cfa, level-level-cfa

Ujian sertifikat CFA terbagi dalam 3 level. Level 1 merupakan level terendah dan level 3 merupakan level tertinggi. Peserta wajib menamatkan level 1 sebelum mengambil ujian level 2. Demikian seterusnya.

1. Ujian Level 1

Pada level ini, peserta akan diuji dalam 10 topik dengan tingkat kedalaman per topik yang masih cukup umum. Topik-topik berkisar antara:

  • Investment tool (ekonomi, quantitative method, corporate finance, dan akuntansi)
  • Jenis-jenis aset (equity investment, aset pendapatan tetap, derivatif, dan alternative investment)
  • Manajemen portofolio
  • Etika

Format ujian berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 180 buah yang harus dijawab dalam waktu 4,5 jam.

2. Ujian Level 2

Pada level ini, topik-topik yang diuji belum berubah. Meski demikian, terdapat penekanan pada valuasi jenis-jenis aset dan aplikasi dari investment tool. Sehingga, bobot soal jenis-jenis aset akan bertambah. 

Format ujian terdiri dari 22 mini case study dengan 4 soal pilihan ganda untuk setiap case study (total 88 soal). Total waktu pengerjaan adalah 4,5 jam. 

3. Ujian Level 3

Pada level ini, peserta ujian diharapkan sudah dapat mengaplikasikan semua materi pada level-level sebelumnya untuk membuat keputusan terkait investasi. Materi investment tool tidak akan diuji lagi pada level ini. Sebaliknya, materi manajemen portofolio akan mendapat bobot yang besar. 

Format ujian sertifikasi CFA level 3 terdiri dari 11 mini case study dengan 4 soal pilihan ganda untuk setiap case study dan 11 set soal esai. Total waktu pengerjaan adalah 4,5 jam.

Sedang cari kerja? Temukan pekerjaan impian kamu di CakeResume! Job Portal terbaik dan terpercaya di Indonesia. 🎉

Syarat Ujian dan Cara Memperoleh Gelar CFA

Untuk mengikuti ujian sertifikasi CFA ada beberapa syarat yang harus dipenuhi calon partisipan. 

  • Untuk lulusan S1, dapat langsung mendaftar untuk mengikuti ujian.
  • Untuk mahasiswa S1, baru boleh mengikuti ujian level 1 dua puluh tiga bulan sebelum tanggal kelulusan. Untuk level 2, dua belas bulan sebelum kelulusan. Level 3 baru dapat diambil setelah lulus atau memiliki pengalaman kerja selama 4.000 jam. 
  • Untuk calon partisipan yang tidak mengambil studi S1 atau tidak menamatkan studi S1, dapat mengikuti ujian CFA setelah memiliki gabungan pengalaman kerja atau studi S1 selama 4.000 jam. Beberapa catatan sebagai berikut:

    • Pengalaman harus dikumpulkan dalam setidaknya tiga tahun secara berurutan. 
    • 1 tahun studi S1 diasumsikan memerlukan waktu 1.000 jam. 
    • Durasi studi dan bekerja tidak boleh bersinggungan (overlapping).
      
  • Memiliki paspor sebagai kartu identifikasi saat mengambil ujian
  • Mampu berbahasa Inggris karena ujian hanya diselenggarakan dalam Bahasa Inggris
  • Mengambil ujian di tempat di mana terdapat kantor perwakilan CFA

Sedang cari kerja? Temukan pekerjaan impian kamu di CakeResume! Job Portal terbaik dan terpercaya di Indonesia. 🎉

Biaya Sertifikasi CFA

Untuk memperoleh gelar CFA, ada tiga jenis biaya yang harus dibayarkan oleh partisipan. Pertama, biaya pendaftaran sebesar USD 350 atau setara Rp 5.477.000. Biaya ini hanya dibayarkan sekali saja sebelum memulai ujian level 1. Selanjutnya, partisipan sudah tidak perlu membayar biaya pendaftaran lagi. 

Kedua, biaya ujian. Biaya ini harus dibayarkan partisipan setiap kali mengikuti ujian. Untuk biaya ujian, pihak penyelenggara mengenakan harga USD 940 (Rp 14.709.000) untuk early bird atau USD 1.250 (Rp 19.559.000) untuk harga normal. Biaya ujian sama untuk level 1 hingga 3.

Terakhir, biaya keanggotaan CFA. Bagi peserta yang sudah menamatkan ketiga level ujian CFA, peserta baru akan diizinkan untuk menuliskan gelar CFA di belakang nama saat peserta telah membayar biaya keanggotaan sebesar USD 290 (Rp 4.538.000) per tahun dan memiliki pengalaman kerja yang cukup.

Sehingga secara total, untuk sertifikasi CFA peserta harus mengeluarkan biaya setidaknya USD 3.170 (Rp 49.600.00) untuk biaya pendaftaran dan tiga kali ujian. Selanjutnya, untuk mendapat gelar CFA, diperlukan tambahan biaya anggota USD 290 (Rp 4.538.000) per tahun.

Pendaftaran sertifikasi CFA maupun informasi lebih lanjut mengenai gelar CFA dapat di akses di: CFA Institute

Keuntungan CFA Sertifikasi

Setelah menggelontorkan hampir lima puluh juta rupiah untuk ujian dan meluangkan ratusan jam untuk belajar, peserta tentunya berharap dapat memiliki keunggulan dalam mencari pekerjaan berkat sertifikasi CFA. Dan betul, mencari pekerjaan maupun bekerja dengan memiliki bekal gelar CFA memang memiliki banyak manfaat. Namun bukan berarti gelar CFA dapat menjadi “kunci ajaib” atas semua permasalahan profesional. Memiliki sertifikasi CFA tidak serta merta akan membuat kandidat langsung akan mendapatkan posisi yang terbaik dalam perusahaan, gaji yang paling tinggi, maupun kemudahan dalam melakukan segala pekerjaan. 

Sama seperti mencari pekerjaan sebelum mendapat gelar CFA, seorang kandidat perlu memiliki kemampuan, pengalaman, mental, dan jejaring yang baik untuk dapat mendapatkan pekerjaan yang bagus. Selain itu, ada juga faktor dari kebutuhan dan kemampuan membayar gaji dari perusahaan yang dilamar.

Namun satu hal yang pasti, memiliki gelar CFA membuka banyak pintu kesempatan. Seorang kandidat yang tadinya tidak diperhitungkan (misalnya karena latar belakang pendidikan maupun pengalaman kerja) akan menjadi cukup dipandang berkat ijazah CFA. Hal ini karena sertifikasi CFA mensinyalkan kepada perusahaan bahwa calon karyawan memiliki pengetahuan finansial yang cukup mendalam dengan disiplin yang baik. 

Apalagi, belum terlalu banyak orang yang mengambil CFA certification di Indonesia. Sampai saat ini, baru ada sekitar 300 charterholder CFA Indonesia.

Selain itu, berbeda dengan sertifikasi financial analyst sejenis seperti Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE), CFA adalah ijazah internasional. Sehingga, kandidat akan lebih diperhitungkan saat melamar ke perusahaan asing di Indonesia maupun saat melamar ke pekerjaan di luar negeri. 

Di samping saat mencari pekerjaan, pembelajaran akan materi sertifikasi CFA memperlengkapi calon karyawan dengan pengetahuan akan dunia finansial yang cukup mendalam. Sedari level 1, seorang partisipan akan dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan dari segi akuntansi, ekonomi, manajemen portofolio, derivatif, hingga produk-produk sekuritas. Dan semakin tinggi level, bertambah pula kedalaman dari pengetahuan yang diajarkan.

Terbukanya posisi-posisi yang baru dan kemampuan yang baik dari seorang jobseeker dengan gelar CFA pada akhirnya dapat membuat job seeker mendapat penawaran gaji yang lebih kompetitif. 

Dan semua ini dapat dicapai melalui sertifikasi CFA dengan biaya yang lebih efisien dibandingkan opsi lainnya seperti mengambil Master of Business Administration (MBA) yang memerlukan uang sekolah yang lebih besar dan umumnya mengharuskan partisipan untuk berhenti bekerja sementara waktu.

Sedang cari kerja? Temukan pekerjaan impian kamu di CakeResume! Job Portal terbaik dan terpercaya di Indonesia. 🎉

Berkarir Sebagai CFA Charterholder

Lantas, pekerjaan apa yang dapat dikerjakan pasca menjadi mendapatkan sertifikat CFA?

Secara umum, pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan penilaian dalam berinvestasi akan membutuhkan charterholder. Namun, pemahaman tentang jenis-jenis aset yang ditawarkan sertifikasi CFA juga membantu bagi mereka yang menawarkan produk investasi kepada klien. Berikut beberapa pekerjaan yang umumnya dilakukan CFA Charterholder.

  • Manajemen Portofolio: posisi ini umumnya terdapat pada perusahan manajemen aset yang menjual produk reksadana kepada institusi/masyarakat. Seorang manajer portofolio harus membuat keputusan tentang produk investasi yang cocok untuk tiap reksadana dan mengelola reksadana untuk mendapatkan keuntungan.
  • Researcher: posisi researcher (financial) analyst adalah salah satu opsi lainnya. Umumnya, researcher akan mengumpulkan dan mengelola data yang kemudian dipakai oleh manajer portofolio untuk membuat keputusan.
  • Konsultan Investasi: berbeda dengan perusahaan manajemen aset yang memiliki manajer portofolio secara in-house, beberapa institusi seperti Yayasan atau Trust kemungkinan memiliki dana untuk diinvestasikan tanpa mengetahui produk apa yang sepatutnya dibeli. Konsultan investasi bertugas untuk memberikan nasihat tentang investasi yang tepat sesuai kebutuhan dan profil risiko dari nasabah.
  • Chief Investment Officer (CIO): posisi ini merupakan posisi tertinggi dalam perusahaan untuk perihal menginvestasikan dana perusahaan. Sertifikasi CFA membantu para CIO dengan memberikan pemahaman yang kuat tentang jenis-jenis produk investasi untuk dapat membuat keputusan investasi. 
  • Financial Planner: berbeda dengan financial analyst yang merekomendasikan produk investasi untuk perusahaan, financial planner bertugas memberikan saran investasi kepada individu tentang bagaimana mengatur keuangan personal. Salah satunya, dengan memberikan nasihat tentang investasi yang cocok bagi nasabah di setiap jenjang kehidupan.
  • Relationship Manager (RM): secara singkat, RM adalah tenaga pemasar dari bank/lembaga keuangan lainnya untuk menjual produk keuangan kepada calon nasabah (institusi/personal). Tak jarang seorang RM harus menjual produk kepada CIO dari perusahaan. Karena itu, dibutuhkan pemahaman yang kuat akan dunia finansial untuk memahami kondisi dan kebutuhan klien serta produk yang cocok untuk tiap klien.
  • Credit Analyst: profesi ini umumnya terdapat pada bank. Tugas mereka ialah menganalisis aplikasi peminjaman uang dari calon nasabah. Dibutuhkan pemahaman yang kuat tentang ekonomi, laporan keuangan, dan risiko untuk dapat menganalisis profil klien dan menentukan kelayakan klien untuk mengambil kredit.  

Sedang cari kerja? Temukan pekerjaan impian kamu di CakeResume! Job Portal terbaik dan terpercaya di Indonesia. 🎉

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, sertifikasi CFA merupakan salah satu sertifikasi untuk financial analyst yang cukup dipandang. Meski tidak serta merta dapat menjadi “kunci ajaib”, memiliki gelar CFA dapat membuka banyak pintu kesempatan bagi jobseeker yang bergelut di bidang keuangan. 

Selain memperlengkapi diri dengan sertifikasi CFA, untuk mendapatkan pekerjaan yang ideal, job seeker juga perlu memiliki CV dan profil di media sosial yang baik. Di luar itu, jangan lupa untuk terus mengikuti portal pencarian kerja untuk mengetahui ketersediaan lowongan yang sesuai dengan kemampuan job seeker. 

Di CakeResume, job seeker dapat mendapatkan nasihat terbaik dalam membuat CV, mencari kerja, maupun tips-tips seputar kerja lainnya. Pastikan juga untuk melihat lowongan kerja di bidang keuangan di CakeResume!

Sedang cari kerja? Temukan pekerjaan impian kamu di CakeResume! Job Portal terbaik dan terpercaya di Indonesia. 🎉

Tidak hanya CV maker gratis, CakeResume adalah situs lowongan kerja terpercaya dan transparan. Kamu bisa mencari pekerjaan impian kamu dari berbagai perusahaan berkualitas dan ternama. Yuk, buat CV online gratis, portofolio kerja, dan lamar kerja di website pencari kerja atau aplikasi cari kerja CakeResume.

--- Ditulis Oleh Stephen Antonius ---

Resume Builder

Build your resume only in minutes!

More Articles you might be interested in

Latest relevant articles
Interview Skills
Apr 12th 2024

5 Cara Menjawab Berapa Gaji yang Anda Inginkan dalam Interview!

Ditanya "Berapa gaji yang Anda inginkan" saat interview? Kamu dapat menjawab dengan estimasi gaji dan alasanmu seperti “Di pekerjaan saya sebelumnya, saya menerima rata-rata gaji X juta sampai X juta dari fresh graduate hingga...