Transformasi Teknologi Finansial (Fintech) di Indonesia, Jenis, Contoh, Karier

Fintech adalah salah satu sektor yang berkembang pesat di Indonesia, didorong oleh meningkatnya adopsi konsumen, permintaan produk dan layanan keuangan digital yang inovatif, serta lanskap modal ventura yang dinamis. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan fintech? Apakah fintech itu mirip dengan bank? Atau, apakah fintech sama dengan pinjol?

Ada beberapa pengertian fintech yang berbeda-beda tergantung dari konteksnya. Namun, secara umum, fintech adalah singkatan dari financial technology atau teknologi finansial, yaitu teknologi yang digunakan untuk menyediakan layanan keuangan yang lebih efisien, mudah, dan murah. Jenis-jenis financial technology mencakup berbagai segmen, seperti pembayaran, pinjaman, investasi, asuransi, dan lainnya.

Tren dan perkembangan fintech di Indonesia memang sangat menjanjikan, mengingat demografi pasar yang menarik, penetrasi perbankan formal yang rendah, dan peningkatan inovasi di lanskap keuangan. Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah perusahaan fintech yang terdaftar dan berizin di Indonesia pada akhir tahun 2022 mencapai 343 perusahaan, meningkat 17,7% dari tahun sebelumnya. Total nilai transaksi fintech di Indonesia pada tahun 2022 mencapai Rp 1.038 triliun, meningkat 28,8% dari tahun sebelumnya. Jenis fintech yang paling dominan adalah peer to peer lending, yang menyumbang 77,9% dari total nilai transaksi fintech di Indonesia.

Apa itu Fintech?

Fintech, atau financial technology, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan inovasi teknologi dalam layanan keuangan. Teknologi finansial memungkinkan perusahaan dan konsumen untuk melakukan transaksi keuangan dengan lebih efisien dan aman melalui platform digital. Ini mencakup berbagai aplikasi, proses, produk, atau model bisnis di sektor keuangan yang menggunakan teknologi untuk memfasilitasi akses ke layanan keuangan.

Fintech di Indonesia telah berkembang pesat dan menjadi salah satu faktor penting dalam mendorong inklusi keuangan. Dengan populasi yang besar dan tingkat penetrasi internet yang tinggi, Indonesia menawarkan peluang yang signifikan bagi pertumbuhan teknologi finansial. Jenis kegiatan usaha yang dilakukan oleh fintech di antaranya adalah pembayaran, pinjaman, manajemen aset, dan asuransi, dengan tujuan memberikan solusi keuangan yang lebih mudah diakses bagi masyarakat luas.

Beberapa contoh perusahaan fintech di Indonesia adalah GoTo, OVO, Xendit, Ajaib, dan Akulaku. Perusahaan-perusahaan ini mencerminkan keragaman dalam industri fintech di Indonesia dan berkontribusi pada transformasi cara masyarakat Indonesia mengelola keuangan mereka.

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai regulasi untuk mendukung perkembangan teknologi finansial sambil memastikan keamanan dan stabilitas sistem keuangan. Beberapa regulasi penting meliputi:

  • Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.
  • Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran.
  • Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial. Regulasi ini dirancang untuk melindungi konsumen, mencegah pencucian uang dan pendanaan terorisme, serta menjaga stabilitas sistem keuangan.

Teknologi finansial telah membawa perubahan signifikan pada cara orang Indonesia mengakses dan menggunakan layanan keuangan, dan dengan adanya dukungan regulasi yang kuat, sektor ini diharapkan akan terus berkembang dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan finansial masyarakat Indonesia.

📚 Bacaan Lanjutan:  Contoh Perusahaan Fintech di Indonesia

Manfaat Fintech di Indonesia

1. Meningkatkan Inklusi Keuangan

Teknologi finansial telah membawa perubahan positif dalam hal inklusi keuangan di Indonesia. Berkat kemajuan teknologi, akses ke layanan keuangan semakin merata di seluruh negeri, bahkan ke daerah terpencil sekalipun.

Masyarakat yang sebelumnya sulit mengakses layanan perbankan kini dapat menikmati layanan keuangan melalui perusahaan fintech di Indonesia. Ini membantu mereka mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik, seperti membuka rekening tabungan, berinvestasi, atau mengakses pinjaman tanpa harus mendatangi kantor bank fisik. Hal ini juga memberikan kesempatan kepada mereka untuk membangun riwayat kredit, yang selanjutnya dapat meningkatkan akses mereka ke layanan keuangan tradisional.

2. Transaksi Keuangan yang Lebih Mudah dan Fleksibel

Teknologi finansial telah mempermudah transaksi keuangan bagi individu dan bisnis di Indonesia. Dengan bantuan aplikasi seluler atau platform daring, orang dapat dengan cepat dan mudah melakukan pembayaran, transfer dana, atau berbelanja secara online.

Selain itu, transaksi keuangan dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, tanpa harus mengunjungi kantor bank fisik. Kemudahan ini tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga mengurangi kebutuhan akan uang tunai, yang pada gilirannya mendukung program inklusi keuangan.

3. Kesejahteraan Hidup Masyarakat Meningkat

Teknologi finansial juga telah berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Dengan akses yang lebih mudah ke berbagai layanan keuangan, masyarakat dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik. Mereka dapat merencanakan masa depan mereka, menghemat untuk pendidikan atau pensiun, dan berinvestasi.

Kemudahan dalam pembayaran dan transfer dana juga membantu mengurangi risiko hilangnya uang tunai atau tindakan kriminal. Dengan demikian, teknologi finansial telah membantu menciptakan lingkungan keuangan yang lebih aman dan stabil bagi masyarakat.

4. Pinjaman dengan Bunga Rendah

Salah satu manfaat terbesar yang ditawarkan oleh fintech adalah akses mudah ke pinjaman dengan bunga rendah. Banyak perusahaan fintech di Indonesia menawarkan pinjaman online dengan suku bunga yang bersaing. Hal ini membantu individu dan usaha kecil dan menengah (UKM) untuk mengakses modal tambahan tanpa harus bergantung pada bank tradisional yang mungkin memiliki persyaratan yang lebih ketat. Pinjaman dengan bunga rendah ini memberikan kesempatan kepada banyak orang untuk mengatasi kebutuhan keuangan mendesak, memulai bisnis kecil, atau melakukan investasi penting dengan biaya pinjaman yang terjangkau.

fintech-adalah

Cara Kerja Fintech

Fintech, atau teknologi finansial, adalah industri yang terus berkembang dengan cara kerja yang unik. Untuk memahami cara fintech bekerja, penting untuk melihat beberapa aspek penting, termasuk bagaimana teknologi finansial memengaruhi transaksi keuangan, siapa yang menggunakan teknologi finansial, dan seberapa aman penggunaan teknologi finansial.

Teknologi finansial menggabungkan teknologi modern, seperti aplikasi seluler dan platform daring, dengan layanan keuangan. Ini memungkinkan individu dan bisnis untuk melakukan berbagai transaksi keuangan melalui perangkat elektronik, seperti smartphone atau komputer. Contohnya termasuk pembayaran online, transfer dana, investasi, pinjaman online, dan masih banyak lagi. Proses ini seringkali lebih cepat dan lebih efisien daripada metode tradisional, seperti kunjungan ke bank fisik atau lembaga keuangan konvensional.

Teknologi finansial digunakan oleh berbagai kelompok masyarakat, termasuk individu, bisnis kecil dan menengah (UKM), serta perusahaan besar. Individu menggunakan teknologi finansial untuk berbagai keperluan, seperti membayar tagihan, berbelanja online, atau berinvestasi. UKM seringkali mengandalkan teknologi finansial untuk akses modal tambahan melalui pinjaman online atau layanan pemrosesan pembayaran. Perusahaan besar dapat menggunakan teknologi finansial untuk mengoptimalkan operasi keuangan mereka dan menyediakan layanan keuangan digital kepada pelanggan mereka.

Ketika menggunakan teknologi finansial, banyak orang khawatir tentang keamanan transaksi mereka. Namun, industri teknologi finansial telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga keamanan informasi keuangan pengguna. Ini melibatkan enkripsi data yang kuat, proteksi terhadap penipuan, dan perlindungan privasi. Selain itu, regulasi dan pengawasan pemerintah juga memainkan peran penting dalam memastikan keamanan dan keandalan industri teknologi finansial. Pengguna teknologi finansial juga disarankan untuk menjaga keamanan akun dan data pribadi mereka dengan menjaga kerahasiaan kata sandi dan menjaga perangkat elektronik mereka agar tetap terlindungi.

Mari kita ambil contoh teknologi finansial dengan skenario layanan pinjaman online. Cara kerja teknologi finansial dalam hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Pengguna pertama-tama mengunduh aplikasi teknologi finansial penyedia pinjaman dari toko aplikasi di smartphone mereka.
  2. Setelah menginstal aplikasi, pengguna diminta untuk mendaftar dengan mengisi data pribadi mereka. Data ini akan digunakan untuk proses verifikasi identitas.
  3. Setelah pendaftaran selesai, pengguna dapat memilih jumlah pinjaman yang mereka butuhkan dan jangka waktu pinjaman yang diinginkan.
  4. Aplikasi akan menghitung jumlah pinjaman yang harus dibayarkan, termasuk bunga dan biaya lainnya. Pengguna akan diberikan gambaran tentang biaya keseluruhan sebelum mereka menyetujui pinjaman.
  5. Setelah persetujuan, dana pinjaman akan dicairkan langsung ke rekening bank pengguna atau dompet digital mereka.
  6. Pengguna dapat menggunakan dana ini sesuai dengan kebutuhan mereka. Misalnya, untuk pembelian barang atau keperluan mendesak.
  7. Pembayaran pinjaman akan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Pengguna dapat melakukan pembayaran melalui aplikasi dengan memilih metode pembayaran yang sesuai.
  8. Seiring berjalannya waktu, pengguna akan melunasi pinjaman mereka, termasuk bunga yang telah dihitung sebelumnya.

Dalam contoh ini, teknologi finansial memberikan solusi pinjaman yang lebih mudah, cepat, dan praktis untuk pengguna. Prosesnya dapat diselesaikan dalam waktu singkat tanpa perlu mengunjungi bank fisik. Ini adalah salah satu contoh bagaimana teknologi finansial memudahkan transaksi keuangan bagi masyarakat. 

Perhatikan paragraf berikut ini untuk contoh fintech lainnya dalam dunia sehari-hari.

Jenis-jenis Fintech

1. E-Wallet

Fintech e-wallet, atau dompet digital, adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan uang secara digital. Aplikasi ini dapat digunakan untuk melakukan pembayaran secara online atau di berbagai tempat fisik yang menerima pembayaran digital. Pengguna dapat mengisi saldo e-wallet mereka dan menggunakannya untuk berbelanja, membayar tagihan, atau mentransfer uang kepada orang lain.

Keuntungan penggunaan e-wallet meliputi kemudahan pengelolaan uang, banyaknya promosi, cashback, maupun diskon. Namun, penggunaan e-wallet tidak cocok untuk semua jenis transaksi, dan terdapat risiko keamanan digital yang harus diperhatikan.

2. Bank Digital

Bank digital adalah lembaga keuangan yang beroperasi sepenuhnya secara online. Mereka tidak memiliki cabang fisik dan semua layanan perbankan, termasuk pembukaan rekening, transfer dana, pinjaman, dan investasi, dapat diakses melalui aplikasi atau situs web. Bank digital memberikan keuntungan akses perbankan yang lebih mudah, biaya yang lebih rendah, dan layanan pelanggan yang tersedia 24/7. Namun, mereka mungkin memiliki keterbatasan dalam layanan perbankan fisik, dan ada risiko keamanan siber yang perlu diperhatikan.

3. Investasi

Platform investasi fintech memungkinkan individu untuk berinvestasi dalam berbagai instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, reksadana, atau properti. Platform ini seringkali menawarkan cara diversifikasi portofolio investasi dan berinvestasi dalam jumlah kecil. Ini memberikan kesempatan bagi individu untuk berpartisipasi dalam pasar investasi dengan lebih mudah. Namun, investasi selalu melibatkan risiko, dan perubahan pasar yang cepat dapat memengaruhi hasil investasi.

4. Peer-to-peer-lending (P2P Lending)

Fintech peer to peer lending adalah model pinjaman di mana individu atau bisnis dapat meminjam atau meminjamkan uang melalui platform teknologi finansial tanpa melibatkan bank tradisional. Platform ini memberikan akses yang lebih mudah ke pinjaman dengan suku bunga yang bersaing. Namun, terdapat risiko kredit yang perlu diperhatikan, dan peraturan P2P lending dapat berubah-ubah.

5. Platform Crowdfunding

Crowdfunding adalah praktik membiayai proyek atau inisiatif dengan mengumpulkan dana dari banyak individu melalui platform online. Platform crowdfunding memungkinkan orang untuk mendukung proyek-proyek inovatif dan mendapatkan dukungan finansial dari banyak orang. Platform ini dapat memfasilitasi pendanaan proyek-proyek yang mungkin sulit didanai melalui metode tradisional. Namun, tidak semua proyek berhasil, dan risiko investasi perlu dipertimbangkan.

6. Payment Gateway

Payment gateway adalah sistem yang memproses pembayaran secara online dengan aman. Sistem ini digunakan oleh bisnis e-commerce untuk menerima pembayaran dari pelanggan. Payment gateway memfasilitasi transaksi e-commerce dengan menyediakan lapisan keamanan yang tinggi. Namun, biaya transaksi yang dikenakannya dapat menjadi beban bagi usaha kecil.

7. Micro Finance

Lembaga keuangan mikro (micro finance) menyediakan layanan finansial kepada masyarakat yang tidak dilayani oleh bank konvensional. Mereka membantu pertumbuhan usaha kecil dengan memberikan akses ke pinjaman dan layanan finansial lainnya. Meskipun mereka membantu banyak individu, suku bunga yang tinggi adalah salah satu kerugian utama, dan risiko kredit perlu diperhatikan.

8. Blockchain dan Aset Kripto

Blockchain adalah teknologi yang mendasari aset kripto seperti Bitcoin. Teknologi ini pada dasarnya adalah buku besar digital yang aman dan terdesentralisasi yang mencatat semua transaksi. Aset kripto adalah bentuk aset digital yang berjalan di atas teknologi blockchain. Aset ini menawarkan desentralisasi, keamanan transaksi, dan potensi keuntungan investasi. Namun, volatilitas harga dan peraturan yang belum pasti adalah beberapa risiko yang perlu diperhatikan, dan masih banyak aset kripto yang juga digunakan secara ilegal.

Contoh Karier di Industri Fintech

1. Data Scientist

Data scientist adalah profesional yang mampu mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan data besar untuk menghasilkan wawasan yang berguna bagi pengembangan produk, pemasaran, dan strategi bisnis. Data scientist juga bertanggung jawab untuk membuat model prediktif, algoritma, dan visualisasi data yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan.

Data scientist harus memiliki latar belakang pendidikan di bidang ilmu komputer, matematika, statistika, atau bidang terkait. Data scientist juga harus menguasai bahasa pemrograman, seperti Python, R, atau SQL, serta alat-alat analisis data, seperti TensorFlow, Spark, atau Hadoop. Gaji rata-rata untuk data scientist di Indonesia adalah Rp 14.307.170 per bulan.

2. Financial Analyst

Financial analyst adalah profesional yang memberikan saran dan rekomendasi mengenai investasi, keuangan, dan pasar kepada perusahaan atau klien. Financial analyst harus mampu melakukan penelitian, analisis, dan evaluasi terhadap data keuangan, laporan keuangan, tren pasar, dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja keuangan. Financial analyst juga harus memiliki pengetahuan tentang produk-produk keuangan, seperti saham, obligasi, derivatif, dan aset kripto.

Financial analyst harus memiliki gelar sarjana di bidang akuntansi, keuangan, ekonomi, atau bidang terkait. Financial analyst juga harus memiliki kemampuan komunikasi, presentasi, dan analisis yang baik. Gaji rata-rata untuk financial analyst di Indonesia adalah Rp 4.456.768 per bulan.

3. Information security analyst

Information security analyst adalah profesional yang bertugas untuk melindungi sistem dan informasi dari ancaman siber, seperti peretasan, malware, atau serangan DDoS. Information security analyst harus mampu memantau, mendeteksi, menyelidiki, dan menangani insiden keamanan, serta menginstal dan mengoperasikan perangkat lunak dan perangkat keras keamanan, seperti firewall, antivirus, atau enkripsi. Information security analyst juga harus mampu melakukan pengujian penetrasi, analisis risiko, dan audit keamanan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar dan regulasi keamanan.

Information security analyst harus memiliki gelar sarjana di bidang ilmu komputer, teknik, atau bidang terkait. Information security analyst juga harus memiliki sertifikat atau lisensi keamanan, seperti CISSP, CISM, atau CEH. Gaji rata-rata untuk information security analyst di Indonesia adalah Rp 14.500.000 per bulan.

4. Blockchain engineer

Blockchain engineer adalah profesional yang merancang, mengembangkan, dan memelihara sistem berbasis blockchain, yaitu sistem database terdistribusi yang menyimpan data dalam struktur yang terhubung dan terenkripsi. Blockchain engineer harus mampu membuat arsitektur dan integrasi jaringan blockchain, serta mengembangkan kontrak pintar, algoritma konsensus, dan aplikasi terdesentralisasi.

Blockchain engineer juga harus menguasai teknologi-teknologi blockchain, seperti Ethereum, Hyperledger, atau Bitcoin, serta bahasa pemrograman, seperti Java, C++, atau Solidity. Blockchain engineer juga harus memiliki pengetahuan tentang kriptografi, keamanan, dan pengembangan web. Gaji rata-rata untuk blockchain engineer di Indonesia adalah Rp 11.200.000 per bulan.

5. Software developer

Software developer adalah profesional yang membuat kode perangkat lunak untuk bisnis dan konsumen. Software developer harus mampu bekerja sama dengan klien untuk menentukan kebutuhan mereka, lalu menggunakan bahasa pemrograman, seperti Java, C++, atau Python, untuk membuat program. Software developer juga harus mampu menguji, menyebarkan, memperbaiki, dan meningkatkan perangkat lunak yang ada.

Software developer harus memiliki gelar sarjana di bidang ilmu komputer, teknik, atau bidang terkait. Software developer juga harus memiliki kemampuan pemrograman, analisis, dan kreativitas yang baik. Gaji rata-rata untuk software developer di Indonesia adalah Rp 6.500.000 per bulan.

📚 Baca juga: 10 Pekerjaan Bidang IT yang Paling Dicari dan Gajinya!

Tertarik untuk meniti karier di industri fintech? Cari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kualifikasi kamu di CakeResume. CakeResume menyediakan berbagai lowongan pekerjaan di bidang fintech. Kunjungi CakeResume sekarang dan temukan karier impian kamu di industri fintech!

Kesimpulan

  • Fintech, atau teknologi finansial, telah berkembang pesat di Indonesia, membantu meningkatkan inklusi keuangan dan memberikan akses lebih mudah ke berbagai layanan keuangan.
  • Teknologi finansial telah membawa manfaat seperti peningkatan inklusi keuangan, transaksi yang lebih mudah dan fleksibel, kesejahteraan masyarakat yang meningkat, dan akses ke pinjaman dengan bunga rendah.
  • Teknologi finansial memungkinkan individu, bisnis kecil dan menengah, dan perusahaan besar untuk melakukan berbagai transaksi keuangan melalui perangkat elektronik. Keamanan dan penggunaan teknologi finansial yang aman adalah fokus utama yang perlu diperhatikan.
  • Terdapat berbagai jenis teknologi finansial, termasuk e-wallet, bank digital, investasi, P2P lending, crowdfunding, payment gateway, micro finance, dan blockchain serta aset kripto. Setiap jenis teknologi finansial memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri.
  • Karier di industri teknologi finansial melibatkan peran seperti data scientist, financial analyst, information security analyst, blockchain engineer, dan software developer. Profesional di berbagai bidang ini memainkan peran penting dalam pengembangan dan pengelolaan teknologi finansial di Indonesia.

CakeResume adalah website untuk membuat CV terbaik yang bisa menunjukan professional branding kamu di mata HRD. Kamu bisa langsung menggunakan template CV ATS-friendly dari CakeResume dan download dalam bentuk PDF, 100% gratis! Selain bikin CV gratis, kamu juga bisa buat portofolio dan cari kerja dengan job portal atau aplikasi cari kerja CakeResume.

--- Ditulis Oleh Musa Andy ---

Resume Builder

Build your resume only in minutes!

More Articles you might be interested in

Latest relevant articles
Interview Skills
Apr 12th 2024

5 Cara Menjawab Berapa Gaji yang Anda Inginkan dalam Interview!

Ditanya "Berapa gaji yang Anda inginkan" saat interview? Kamu dapat menjawab dengan estimasi gaji dan alasanmu seperti “Di pekerjaan saya sebelumnya, saya menerima rata-rata gaji X juta sampai X juta dari fresh graduate hingga...